Nats : 2 Tessalonika 3:1-5
Thema : Pengharapan dan Pemeliharaan Tuhan
I.
PENDAHULUAN
Sama
halnya dengan Yosua, Paulus juga mengemban tugas yang berat sebagai seorang
rasul. Pekabaran Injil yang dilakukan oleh Rasul Paulus tidak dapat
dilakukannya dengan kekuatannya sendiri. Dia butuh dukungan dari jemaat-jemaat
yang dilayaninya. Nats ini dimulai dengan permohonan Paulus
kepada Jemaat Tesalonika agar menopangnya dengan doa dan
mendoakan semua usaha penginjilan yang
dilakukannya bersama
rekan seperjalanan (Silwanus dan
Timotius). Paulus sangat meyakini kekuatan doa dari
orang percaya, akan membuat pemberitaan Injil, kabar
baik yang dilakukannya akan beroleh kemajuan, dalam
arti makin tersebar dan dimuliakan atau diterima dengan
baik (diperlakukan dengan hormat dengan mengikuti berita itu dengan
setia). Selain itu melalui doa, Paulus juga percaya
Allah akan menyelamatkan mereka dari orang jahat. Keyakinan
Paulus itu didasarkan atas pengalamannya sewaktu ada di
Tesalonika.
II.
KETERANGAN
NATS
Dalam
menyebarkan Firman Tuhan, tentu ada tantangan yang muncul, baik dari internal
atau ekstrenal Pemberitaan Firman yang disampaikannya tidak serta merta
diterima dengan baik oleh orang yang mendengarkannya. Dan masalah yang muncul di
Tesalonika salah memahami Firman Tuhan yang disebabkan munculnya para penganut bidah yang
menyampaikan kedatangan "hari Tuhan" (parousia) telah tiba (2 Tes 2:2), membuat jemaat
kebingungan mendengar pemberitaan seperti itu. Jemaat akhirnya jatuh
pada kesukaan untuk banyak berdoa namun tidak mau bekerja. Hal ini karena
mereka sedang sibuk berdoa untuk menyambut hari kedatangan Tuhan. Mereka rajin
beribadah agar saat Kristus datang kedua kalinya, mereka dianggap layak karena
sudah menyibukkan diri dengan hal-hal yang mereka anggap "rohani". Namun
kenyataannya, apa yang mereka anggap rohani justru bagi Paulus dianggap
tindakan tidak berguna dan omong kosong belaka. Itulah sebabnya Paulus menegur dengan
sangat keras jika ada orang percaya yang bermalas-malasan dan tidak mau
bekerja: "jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia
makan." Paulus tidak asal bicara namun juga memberi contoh bagaimana
ia bekerja membuat kemah untuk menyokong kehidupannya (baca Kis.
18:3).
Sebaliknya
di era sekarang, banyak orang Kristen yang jatuh pada kesukaan bekerja (workaholic) namun tidak berdoa. Ada
yang sibuk bekerja keras dengan memiliki beragam alasan. Ada yang berambisi
untuk jadi orang kaya, ada yang bekerja demi untuk istri senang dan anak bisa
sekolah tinggi, ada yang karena supaya hati puas sebab mereka menggunakan
setiap waktu mereka itu berguna dan efektif. Namun selama mereka bekerja untuk
kepentingan pribadi, maka pekerjaan merekapun tidak ada gunanya. Maka banyak
diantara mereka sangat kurang berdoa, ataupun jika mereka berdoa itu hanyalah
alat agar Tuhan memberkati usaha atau pekerjaan mereka. Melihat keadaan keadaan di Tesalonika, Paulus bermaksud menanggapi hal
itu. Melalui surat ini diharapkan jemaat tetap melanjutkan kegiatan sehari-hari seperti biasanya sambil tetap
melaksanakan kewajiban sebagai orang Kristen. Ia mengingatkan
jemaat agar tetap berpegang teguh pada "ajaran-ajaran" yang ia
sampaikan, sembari tetap menantikan hari ketika Yesus akan datang kembali dari surga.
III.
REFLEKSI
-
Renungan bagi kita, Sudah seberapa
sungguhkah kita berdoa dan menggunakan waktu doa dengan efektif? Apakah
pekerjaan yang kita lakukan sudah sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki?.
Dalam masa penantian kita pada kedatangan Tuhan, Tuhan mau kita senantiasa
berpengharapan dan menikmati pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita.
-
Mari senantiasa memanjatkan topic doa
kita untuk Pekabaran Injil atau Missi dan para Missioner serta para hamba-hamba
Tuhan agar dimampukan mengabarkan kabar baik serta para pendengar dapat
memahami Firman dengan benar dibawah tuntunan Roh Kudus, sehingga tidak lagi
salah memahami Firman.
-
Dalam masa penantian kita akan Parousia,
orang percaya tetap terpanggil untuk terus beribadah dan
menindaklanjutinya lewat karya, yang salah satunya melalui
kerja. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar