Minggu, 07 Maret 2021

2 TESSALONIKA 3:1-5 PENGHARAPAN DAN PEMELIHARAAN TUHAN

 

Nats                : 2 Tessalonika 3:1-5

Thema            : Pengharapan dan Pemeliharaan Tuhan

I.                   PENDAHULUAN

Sama halnya dengan Yosua, Paulus juga mengemban tugas yang berat sebagai seorang rasul. Pekabaran Injil yang dilakukan oleh Rasul Paulus tidak dapat dilakukannya dengan kekuatannya sendiri. Dia butuh dukungan dari jemaat-jemaat yang dilayaninya. Nats ini dimulai dengan permohonan Paulus kepada  Jemaat  Tesalonika agar menopangnya dengan doa dan mendoakan semua usaha  penginjilan yang dilakukannya  bersama rekan  seperjalanan  (Silwanus dan Timotius).   Paulus sangat meyakini kekuatan doa  dari orang percaya, akan membuat  pemberitaan Injil, kabar baik  yang dilakukannya akan  beroleh kemajuan, dalam arti  makin  tersebar dan dimuliakan atau diterima dengan baik (diperlakukan dengan hormat dengan  mengikuti berita itu dengan setia).  Selain itu melalui  doa,  Paulus juga percaya Allah akan menyelamatkan mereka  dari orang jahat.  Keyakinan Paulus itu  didasarkan atas pengalamannya  sewaktu ada di Tesalonika.

II.                KETERANGAN NATS

Dalam menyebarkan Firman Tuhan, tentu ada tantangan yang muncul, baik dari internal atau ekstrenal Pemberitaan Firman yang disampaikannya tidak serta merta diterima dengan baik oleh orang yang mendengarkannya. Dan masalah yang muncul di Tesalonika salah memahami Firman Tuhan yang disebabkan munculnya para penganut bidah yang menyampaikan kedatangan "hari Tuhan" (parousia) telah tiba (2 Tes 2:2), membuat jemaat kebingungan mendengar pemberitaan seperti itu. Jemaat akhirnya jatuh pada kesukaan untuk banyak berdoa namun tidak mau bekerja. Hal ini karena mereka sedang sibuk berdoa untuk menyambut hari kedatangan Tuhan. Mereka rajin beribadah agar saat Kristus datang kedua kalinya, mereka dianggap layak karena sudah menyibukkan diri dengan hal-hal yang mereka anggap "rohani". Namun kenyataannya, apa yang mereka anggap rohani justru bagi Paulus dianggap tindakan tidak berguna dan omong kosong belaka. Itulah sebabnya Paulus menegur dengan sangat keras jika ada orang percaya yang bermalas-malasan dan tidak mau bekerja:  "jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan."  Paulus tidak asal bicara namun juga memberi contoh bagaimana ia bekerja membuat kemah untuk menyokong kehidupannya  (baca Kis. 18:3). 

Sebaliknya di era sekarang, banyak orang Kristen yang jatuh pada kesukaan bekerja (workaholic) namun tidak berdoa. Ada yang sibuk bekerja keras dengan memiliki beragam alasan. Ada yang berambisi untuk jadi orang kaya, ada yang bekerja demi untuk istri senang dan anak bisa sekolah tinggi, ada yang karena supaya hati puas sebab mereka menggunakan setiap waktu mereka itu berguna dan efektif. Namun selama mereka bekerja untuk kepentingan pribadi, maka pekerjaan merekapun tidak ada gunanya. Maka banyak diantara mereka sangat kurang berdoa, ataupun jika mereka berdoa itu hanyalah alat agar Tuhan memberkati usaha atau pekerjaan mereka. Melihat keadaan keadaan di Tesalonika, Paulus bermaksud menanggapi hal itu. Melalui surat ini diharapkan jemaat tetap melanjutkan kegiatan sehari-hari seperti biasanya sambil tetap melaksanakan kewajiban sebagai orang Kristen.  Ia mengingatkan jemaat agar tetap berpegang teguh pada "ajaran-ajaran" yang ia sampaikan, sembari tetap menantikan hari ketika Yesus akan datang kembali dari surga.

III.             REFLEKSI

-          Renungan bagi kita, Sudah seberapa sungguhkah kita berdoa dan menggunakan waktu doa dengan efektif? Apakah pekerjaan yang kita lakukan sudah sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki?. Dalam masa penantian kita pada kedatangan Tuhan, Tuhan mau kita senantiasa berpengharapan dan menikmati pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita.

-          Mari senantiasa memanjatkan topic doa kita untuk Pekabaran Injil atau Missi dan para Missioner serta para hamba-hamba Tuhan agar dimampukan mengabarkan kabar baik serta para pendengar dapat memahami Firman dengan benar dibawah tuntunan Roh Kudus, sehingga tidak lagi salah memahami Firman.

-          Dalam masa penantian kita akan Parousia, orang percaya tetap terpanggil untuk terus beribadah dan menindaklanjutinya  lewat karya, yang salah satunya melalui kerja.  Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar