Minggu, 07 Maret 2021

YOSUA 1:6-9 KUATKAN DAN TEGUHKANLAH HATIMU

 

Nats                : Yosua 1:6-9

Thema            : Kuatkan dan Teguhkan Hatimu

I.                   PENDAHULUAN

Dalam mengemban satu tugas baru tentu ada kekuatiran yang muncul dari diri kita. Pertanyaan-pertanyaan: apakah saya mampu untuk melakukannya? Apakah saya yang terbatas ini mampu untuk mengerjakannya? Akan tergiang-ngiang dalam benak kita. Yosua dipilih Tuhan untuk mengantikan Musa, memimpin Bangsa Israel untuk memasuki Tanah Perjanjian, dan ia diteguhkan Tuhan akan berhasil membawa bangsa Israel sampai ke Tanah Perjanjian. Yosua mendapat tanggung jawab baru yang dilimpahkan Tuhan kepadanya. Perintah Tuhan:“Sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini.” tentu membuat Yosua sangat ketakutan dan tertekan (tawar hati) sebab tugas yang diemban kepada Yosua bukanlah tugas yang muda. Secara manusia, Yosua tidak akan sanggup dan tidak mampu melakukannya. Sekalipun Yosua seorang pemberani dan penuh roh, Yosua tetap manusia biasa

II.                KETERANGAN NATS

Dalam mengemban tugas barunya, Yosua memiliki alasan kuat untuk merasa takut. Bangsa Israel bukanlah bangsa yang mudah dipimpin. Bangsa Israel telah terbukti tidak setia dan suka memberontak. Lantas, apakah dasar kekuatan Yosua dalam menjalankan tugas yang ia terima?.  Allah berbicara kepada Yosua. Jika ia ingin menang, Yosua harus melakukan dua hal. Yang pertama adalah bersikap berani. Ini bukanlah suatu pilihan namun ini adalah perintah. Allah tahu ketakutan-ketakutan akan mengikuti pikiran Yosua dalam menghadapi situasi yang dapat menakutkannya setengah mati, namun ia tidak perlu takut kepada apapun karena Allah akan menyertainya. Rasa takut akan menjadi tanda bahwa Yosua meragukan Allah, jadi tak ada yang perlu diragukan. Rasa takut juga merupakan tanda manusia yang suka mengandalkan kekuatan sendiri tanpa melihat kuasa Tuhan yang ada di dalam diri kita. Inilah yang menyebabkan Yosua dan orang percaya memiliki ketakutan. Allah memberitahu Yosua untuk benar-benar mempercayai-Nya. Kedua, Allah memperingatkan Yosua agar tetap setia terhadap Kitab Taurat. Orang yang berhasil dan beruntung adalah orang hidupnya mengantungkan Firman Tuhan, Yosua teruji bahwa hidupnya hanya menggantungkan Firman Tuhan, sebagaimana dalam Maz. 1:1-6  bahwa orang yang akan menghasilkan buah pada musimnya adalah orang yang hidup dalam perenungan Firman Tuhan. Kita harus memiliki rasa haus dan lapar akan Firman Tuhan agar hidup kita adalan dalam terang-Nya. Kita harus terus belajar, dan selanjutnya, berjalan dalam Firman Tuhan agar hidup kita berhasil dan beruntung.  Ini menuntut Yosua untuk mengetahui Firman Allah dan merenungkannya siang malam. Dengan begini, Yosua tidak akan terombang-ambing oleh pemikiran manusia, melainkan akan tetap berada di tengah-tengah kehendak Allah. Dengan kata lain, Allah menuntut ketaatan yang sungguh-sungguh. Iman dan ketaatan, inilah dua hal yang Allah tuntut dari Yosua

III.              REFLEKSI/APLIKASI

-          Kita perlu mengaplikasi hal ini bukan hanya dalam diri kita saja tetapi juga dalam pelayanan jemaat ataupun masyarakat. Barangkali mudah bagi kita untuk berkata, “kita terlalu kecil dan tidak akan mampu untuk melakukannya, jadi kita kerjakan hal-hal yang kecil saja”. Pernyataan ini hanyalah dalih dari iman yang lemah dan ketakutan. Dalam menggapai kesuksesan rumusan dari  Tuhan, hal yang pertama yang perlu dilakukan adalah menjadi kuat dan teguh, karena Tuhan beserta kita kemanapun kita pergi.

-          Janji yang dikatakan Tuhan pada Yosua dalam tugas perebutan Tanah Kanaan, itulah juga yang menjadi garansi/jaminan bagi kita. Dia tidak akan membiarkan kita sendiri dalam menjalani tugas yang diembankan pada kita, Dia menyertai, Dia menguatkan, Dia meneguhkan. Saat kita lemah, Dia menguatkan, saat kita ragu, dia meneguhkan, saat kita tidak mempunyai apapun, dia memperlengkapi.

-          Situasi dan kesulitan apa pun tidak boleh membuat kita berputus asa karena rencana Allah bagi dan melalui gereja tidak pernah bisa digagalkan. Allah juga bisa memakai kita  untuk melakukan tugas yang besar, asal seperti Yosua yang mau bersandar penuh kepada Allah, taat persis firman-Nya, dan dengan proaktif mengerjakan bagian kepemimpinan yang dipercayakan Allah baginya, kita pun akan menggapai kemenangan dan kesuksesan. Amin.

 

 

MATIUS 22:37-40 KASIH KEPADA ALLAH (JAMITA PARTANGIANGAN OKULI)

 

Nats       : Matius 22: 37-40                                                                                                     

Thema  : Kasih kepada Allah

Keluarga yang dikasihi Tuhan,

Seorang anak sekolah minggu bertanya kepada gurunya: Guru, Bahasa apakah yang dipakai Yesus ketika Ia datang ke dunia ini? Si Guru yang tidak pernah belajar di Sekolah teologia menjadi bingung. Bahasa Ibranikah??? bahasa Yunanikah??? Atau mungkin bahasa Inggris? Jerman?atau bahasa Belanda?. Dengan jujur si Guru sekolah minggu berkata bahwa dia juga tidak tau dan akan memberikan jawabannya minggu depan. Setelah beberapa hari dalam suatu perenungan yang mendalam di serta dengan pengamatan dalam sikap hidup orang-orang disekitarnya, akhirnya si Guru sekolah minggu menemukan jawabannya. Bahasa yang dipakai Yesus ketika datang kedunia ini bahkan sampai sekarang adalah bahasa KASIH.

Keluarga yang dikasihi Tuhan,

Sepanjang hidupNya, Yesus sangat menekankan tema kasih ini, baik dalam pewartaan maupun tindakanNya. Kita tahu dalam kitab Injil, Yesus banyak melakukan mujizat. Mujizat yang dilakukan Yesus ini bukan karena Dia ingin dikenal sebagai penyembuh tetapi pertama-tama Dia lakukan karena Yesus mengasihi manusia. Pada saat yang berbahagia ini, keluarga kita juga diingatkan agar saling mengasihi. Perintah saling mengasihi ini dilihat dalam dua relasi hidup manusia yaitu Kasih kepada Tuhan dan sesama.

Kasihilah Tuhan, Allahmu. Mengasihi Tuhan Allah tidak dibenarkan dalam keraguraguan tetapi haruslah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, dan segenap kekuatan. Manusia perlu menyadari bahwa hidupnya memang tergantung pada Allah. Manusia tidak dapat menjalani kehidupan ini tanpa Tuhan, manusia tidak berdaya menghadapi kehidupan ini tanpa Allah. Karena itu, alangkah indahnya jika manusia membangun hubungan yang baik bersama Allah dengan segala ketulusan. Manusia sepatutnya mengasihi Allah karena Allah telah lebih dahulu mengasihi manusia. Kasih Allah itu jugalah yang memampukan manusia untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi.

Kasihilah Sesamamu manusia. Mengasihi sesama manusia dilakukan sama halnya dengan mengasihi diri sendiri. Manusia tidak ingin dirinya diperdaya, dihina, disakiti, tetapi manusia ingin dihargai, dicintai, disayangi. Apa yang dikehendaki manusia pada dirinya sendiri, itu jugalah yang seharusnya diperbuat bagi sesamanya. : "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka (Mat. 7:12). Jika manusia ingin dikasihi maka ia juga haruslah mengasihi sesama dengan segala ketulusan. Sesama manusia bukan hanya keluarga, tetapi juga rekan-rekan kerja, saudara-saudara dalam gereja. Kita harus mengasihi mereka. Bahkan Firman Tuhan dalam Lukas  6:27 menyebutkan : "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu.” Yesus memang  memberlakukan kasih itu kepada musuh.

Keluarga yang dikasihi Tuhan,

Mengasihi Allah seperti tema kita, dapat dilihat pada kasih yang kita berlakukan pada sesama manusia. Kita bisa bandingkan dengan 1 Yohanes 4:20 “Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.”   Mari tunjukkanlah bahwa kita benar-benar mengasihi Allah dan sesama di dalam kehidupan kita sehari-hari karena di dalam kasih penuh keindahan, persahabatan, kekeluargaan, dan persekutuan yang dibangun akan terasa begitu indah jika di dalamnya diliputi kasih oleh seorang dengan yang lain.  Amin

Rabu, 15 Mei 2019

MATIUS 11:16-19+25-30 DALAM YESUS ADA KELEGAAN

I.                    PENDAHULUAN
Ajaran Yesus ini dilatarbelakangi oleh penolakan banyak orang atas karya dan ajaranNya. Bahkan lebih dulu telah menolak ajaran Yohanes Pembabtis yang mendahului Yesus. Perkataan Tuhan Yesus ini menggambarkan bagaimana keadaan orang-orang Israel saat itu. Bangsa Israel adalah bangsa yang dipilih Allah untuk menyatakan DiriNya dan karya-karyaNya dalam menyelamatkan dunia ini dari kehancuran karena kuasa dosa. Allah telah berkarya sejak jaman para bapa leluhur, para nabi, para raja dengan berfirman melalui mereka dan menyatakan kehendakNya serta menubuatkan atau menjanjikan akan keselamatan yang akan datang bagi mereka. Namun bangsa Israel telah mengeraskan hati, mereka tidak memperhatikan firman Allah, mereka tidak memperhatikan hukum-hukum Allah, mereka juga tidak memperhatikan tanda-tanda yang diberikan Allah.
II.                 KETERANGAN NATS
Ayat 16-19
Yesus mengumpamakan mereka anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka tetapi kamu tidak berkabung. Yang menyanyikan kidung duka melambangkan pelayanan Yohanes Pembaptis. Jikalau seseorang bertobat oleh pelayanan Yohanes, maka ia seumpama ikut berduka/berkabung dengan anak-anak yang menyanyikan kidung duka oleh karena ia berduka atas segala dosa-dosanya. Anak-anak yang meniup seruling melambangkan pelayanan Yesus. Jikalau seseorang bertobat oleh pelayanan Yesus, maka ia seumpama ikut menari karena seruling yang ditiup anak-anak oleh karena ia bersukacita memperoleh pengampunan atas dosanya. Namun yang terjadi adalah bangsa Israel sudah tidak memiliki kepedulian, hati nuraninya telah menebal sehingga tidak responsif lagi terhadap lingkungan, terhadap firman Tuhan dan hukum-hukum Tuhan. Yang mereka pentingkan adalah kepentingan pribadi, kebutuhan diri sendiri, dan mereka merasa telah hidup benar. Sehingga ketika datang Yohanes Pembaptis memberitakan pertobatan karena kerajaan Allah sudah dekat, dan ia tidak makan dan tidak minum (Mar.1:6), mereka mengatakan sedang kerasukan setan, dan ketika datang Tuhan Yesus yang makan dan minum mereka mengatakan Ia pelahap dan peminum serta sahabat pemungut cukai. Dengan kata lain bagai perkataan ‘sala jongjong sala hundul’ manang ‘serba salah’. Apapun yang dilakukan oleh Yohannes dan Yesus selalu salah bagi angkatan yang bebal.
Ayat 25-30
 Bagian ini merupakan ajakan/undangan Yesus untuk datang kepadaNya dan ditujukan kepada semua orang. Yesus menawarkan sebuah gaya hidup yang melegakan bagi orang yang "letih lesu dan berbeban berat" oleh  karena persoalan hidup duniawi serta beban dosa mereka sendiri. Dengan datang kepada Yesus, menjadi hamba-Nya serta menaati petunjuk-Nya, maka Ia akan membebaskan kita dari semua beban yang tidak dapat diatasi. Namun sekilas ajakan Yesus ini memanggil orang yang letih lesu dan berbeban berat, lalu memasangkan kuk (beban/pikulan)  pada mereka tampaknya hanya menambah penderitaan kepada orang yang sudah menderita. Tetapi Ini adalah kuk yang dipasang dengan kasih. Dalam memikul beban ini akan ada Pertolongan-Nya, kasih-Nya yang menguatkan, dan penghiburan-Nya, semuanya ini dapat kita alami ketika kita melakukan kewajiban kita, sehingga kita benar-benar dapat berkata bahwa kuk ini adalah kuk yang sungguh menyenangkan.
III.               REFLEKSI
-          Dalam kehidupan kita bisa saja orang lain akan menganggap apapun yang kita lakukan adalah serba salah. Kebaikan-kebaikan bisa diabaikan namun apakah kita akan terbeban dan berhenti melakukannya? Tentu tidak. Sama hal dengan Yohanes dan Yesus  dalam nats kita ini mereka ditolak, diabaikan, tidak didengar namun mereka setia melakukan peran dan tugas mereka. Yesus memberikan jaminan yang melegakan: bahwa kuk dan beban kita itu ringan. Beban itu ringan karena kita tidak memikulnya seorang diri; Roh Kudus akan menyertai, menolong, dan memberi kita kekuatan untuk melakukan tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang percaya. Berharaplah pada Yesus dalam kehidupan kita. Dia yang senantiasa memberi kelegaan dalam kepenatan kita menjalani kehidupan yang penuh lika-liku, suka duka ini. Dan tak ada satu orangpun di dunia yang mampu memberi kelegaan yang sempurna untuk kita.
Kita memiliki banyak kebutuhan dalam hidup ini. Kita bersyukur pada Tuhan yang senantiasa melimpahkan berkatNya. Namun, mengapa manusia tetap galau dalam hidupnya?. Kegalauan bukan hanya dialami mereka yang memiliki sedikit materi tetapi juga mereka yang memiliki banyak harta. Dalam kehausan dan kelaparan akan nilai-nilai dunia yang tak terbatas ini, Tuhan Yesus mengundang kita datang kepadaNya: ‘Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.’ Yesus menawarkan kepuasan bagi kita, bukan saja materi yang tak berkesudahan itu melainkan juga keselamatan yang memberi ketenangan hidup. Amin.

Selasa, 14 Mei 2019

MAZMUR 16:1-11-KHOTBAH


Nats                : Mazmur 16:1-11
Thema           : Beritahukanlah kepadaku Jalan Hidup
I.                   Pendahuluan
Setiap Manusia tidak pernah tahu pasti kehidupan masa depannya bahkan sedetik dari saat ini. Kita hanya menjalani dan mengikuti perjalanan waktu. Dalam perjalanan hidup ini, manusia berhadapan dengan berbagai pilihan, kebahagiaan, dukacita, tantangan, pergumulan hidup. Mazmur ini adalah suatu doa permohonan dan pengakuan iman yang sangat menyentuh realitas kehidupan sehari-hari. Dapat kita lihat bagaimana kita diajari untuk mengaplikasikan iman dalam realita kehidupan nyata. Hanya ada satu sumber kebahagiaan, perlindungan, pengajaran, keselamatan dan kehidupan yaitu pada Tuhan Allah. Tidak ada sumber yang kekal di luar dari Tuhan Allah. Inilah yang ingin disampaikan oleh pemazmur kepada kita.
II.                Penjelasan Nats
Daud dalam nats Mazmur ini sedang bermiktam atau biasa dikatakan sebagai sebuah nyanyian dari Daud. Daud bernyanyi bukan berarti pada saat itu dia senang atau Daud sedang bergembira karena dia sedang mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Sebab sesungguhnya Daud sedang dalam pergumulan. Ia mendapatkan pengkhianatan dari teman dan orang-orang terdekatnya, ancaman dari musuh-musuhnya. Namun dalam kondisi yang penuh dengan pergumulan itu, Daud tidak memilih untuk mengeluh dan berputus asa. Melainkan Daud memiliki cara sendiri untuk mengatasi segala sesuatu yang dihadapinya pada saat itu. Dalam kondisi yang seperti itu ada dua hal yang dilakukan oleh Daud, yaitu yang pertama pemazmur berdoa dan memohon kepada Allah supaya Allah melindunginya  dan kedua adalah Daud menyatakan doa dan kepercayaannya kepada Tuhan serta bersyukur kepadaNya
Dalam bagian yang pertama (ayt 1-6) Daud sadar bahwa bukan sekali atau dua kali ia di tolong dan dilindungi oleh Tuhan dan ia terus merasakan lindungan kasih Tuhan terhadap dirinya. Oleh karena itu pada saat dia mengalami pencobaan Daud tetap memohon kepada Tuhan agar dia dilindungi terus-menerus dan sampai kapanpun. Meski di zaman Daud, persaingan dan penyembahan terhadap ilah-ilah masih kuat. Daud menegaskan dalam mazmurnya, bahwa dia sama sekali tidak menyebut nama mereka di bibir Daud. Menyebut ritus mereka itu saja merupakan kenajisan bagi Daud.  Daud memutuskan bahwa dirinya hanya akan percaya kepada Tuhan saja.
Bagian kedua (ayt 7-11) yang dilakukan oleh Daud adalah menyadari bahwa sukacita dan kebahagiaan yang ia alami adalah berada di dalam tangan Tuhan. Untuk itu Daud terus menambatkan imannya kepada Tuhan. Selain itu Daud juga bersyukur kepada Tuhan, karena melalui Tuhanlah semua kebahagiaan yang dirasakannya dalam masa kelam maupun dalam masa senang. Ia yakin bahwa Tuhanlah sebagai penyelamat dan penjaganya. Tuhan diyakini selalu mendampinginya (berdiri di sebelah kanan Daud). Kehadiran Tuhan mendampingi Daud membuat Daud tidak goyah menghadapi apapun yang harus dihadapinya. Seperti menghadapi Goliat, Saul, tentara Filistin dll. Daud merasakan dan meyakini, bahwa Tuhan sendiri yang memberitahukan jalan kehidupan kepadanya.

III.             Refleksi/Aplikasi
-          Apakah alasan kita bersukacita? Jabatan yang baik? Keuangan yang cukup? Anak cucu? seorang petani bersukacita ketika musim panen tiba, pedagang yang jualannya laris manis? Apa pun yang kita miliki, jika kita tidak memiliki harta yang sesungguhnya, hal itu tidak akan menjamin sukacita kita. Harta yang fana pada akhirnya hanya mampu memuaskan secara sementara. Sebaliknya, penyerahan diri kepada Sumber Sukacita yang sejati akan membuat kita tidak pernah goyah dan tetap bersukacita dalam setiap keadaan, karena Dia selalu menyertai kita
-          Pendampingan yang sangat menjanjikan bagi umat Tuhan  adalah pendampingan yang dilakukan Tuhan  melalui kehadiran Roh KudusNya menyertai setiap umatNya. Tuhan yang mendampinginya tidak akan membiarkannya masuk ke dunia orang mati, tetapi kematiannya (penghembusan nafasnya) menjadi jalan menuju Firdaus yang dijanjikan TUHAN dan memperoleh hidup yang kekal.


Senin, 13 Mei 2019

TATA IBADAH MENGGALI TULANG BELULANG (MANGONGKAL HOLI)


GKPIGEREJA KRISTEN PROTESTAN INDONESIA
THE CHRISTIAN PROTESTANT CHURCH IN INDONESIA
RESORT PAKPAK BHARAT
WILAYAH IV: DAIRI-KARO-ALAS-PAKPAK BHARAT
                               Jl. T. Rianus Banurea, Napasengkut-Salak No. 1 Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat/Kp. 22272


IBADAH PENGGALIAN
 TULANG BELULANG
Alm. BIL SANAL BANUREA


SELASA, 03 JULI 2018
1.   BERNYANYI: BE. NO. 14:1-2 “POJI  KENE JAHOWA TUPEH”
Ø  Poji kene Jahowa tupeh, Permendhe basa permaseh ate sidekahnai.  Permendhe basa i, permaseh ate i
Ø  Enget, Mendhen, ale tendingken. Krina simendhe Im siniberre Debata mbang ko. Mendhe basa Na ngo, sipegelluhken ko

2.  VOTUM-PEMBACAAN NATS- DOA
Pendeta       : Di dalam nama Allah Bapa, dan AnakNya Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus Khalik Langit dan bumi. Amin
                   Tetapi Aku tahu: Penebusku hidup dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.
Keluarga      : Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingkupun aku akan melihat Allah. Amin.
Pendeta       : Kita berdoa: Ya Tuhan Allah kehidupan kami, Engkaulah Allah yang menciptakan segala yang ada dan kami semua umat manusia.
Keluarga      : Walaupun kami telah kembali menjadi tanah, dan kulit tubuh kami telah hancur, tetapi kuasa dan perlindunganMu senantiasa memelihara kami.
Pendeta       : Engkaulah yang memberikan pengharapan yang hidup itu kepada kami sehingga kami mempunyai keyakinan menjalani kematian karena Engkau setia dalam kasihMu yang  kekal.
Keluarga      : Jika kami menggali tulang belulang Saudara Bil Sanal Banurea pada saat ini, bukan karena kami ragu-ragu akan kebangkitan tubuh kami, sebagaimana Engkau nyatakan dalam firmanMu kepada kami,
Pendeta       :tetapi biarlah hal ini membangunkan iman dan pengharapan kami, bahwa kelak kami akan bersama-sama dengan dia di dalam kerajaanMu yang kekal di surga, dalam nama Yesus Kristus Juruselamat kami. Amin.



3.   BERNYANYI: BE. 227: 1-2 “JESUS NGOLU NI”
Ø  Jesus ngo nggelluh tendingku, Ko ngo keperusenki. Soh bamu mono diringku. Bak karina langkahki.
Ø  Makin ntangkas mo tuduhken. Pak aku pengkepkepMi. Asa I kuketedohken, soh maku mi gembarMi

4.   MENGGALI:
Pendeta       : Saudara seiman dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Saat ini kita akan menggali tulang belulang saudara Bil Sanal Banurea ini.
Firman Tuhan berkata: “Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.  Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
Keluarga      : Kami Percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah   mati dan bangkit kembali dalam kemenangan untuk menebus kami. Jikalau kami melakukan penggalian tulang-belulang ini, kami melakukannya berdasarkan pengharapan yang hidup, yang diberikan Tuhan kepada kami bahwa Ia akan mengumpulkan semua orang percaya kelak di sisiNya di surga


Penggalian:
Pendeta     : Penggalian tulang belulang ini dilakukan di dalam nama Allah Bapa dan AnakNya Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus. Amin


5.   BERNYANYI: BE. 345:1-2“IDIKE ADIEN SISENNANG NAI”
Ø  Idike Adien si sennang nai, Sambulo tendingku I di ko ngo i
Mak jumpa adien, tendinta i sen, Kum i tanoh jelma simerdosaen. Oda oda I tanoh en. I sorga ngo dapet sambulonta i;
Ø  Tadingken hatoren sinitanoh en, naing masuk Ko luas mi sorga idi. Ekutken mo Jesus pertogi ngo i, Bai kalak siue itegu mi si. Tuhu tuhu, tuhu ngo i. Ekutken mo Jesus, Mengarak ko i.

6.   DOA PENUTUP:
Pendeta     : Ya Tuhan Yesus Kristus, teguhkanlah pengharapan kami kepadaMu yang telah mati dan bangkit bagi kami. Kiranya acara penggalian tulang-belulang ini tetap mengingatkan kami akan pengharapan kami bahwa kami akan bertemu kembali dengan saudara kami ini, dalam kerajaanMu di Surga. Amin.

7.   DOA BAPA KAMI
Marilah kita bersama-sama mengucapkan Doa Bapa kami. Bapa kami yang di surga………..dst. Amin.

8.   BERKAT
(selanjutnya diserahkan kepada keluarga untuk melanjutkan penggalian)





CATATAN:
- Lagu2nya bisa diubah sesuai dengan bahasa daerah yang kita pakai. 
dalam tatib ini, saya membuat bahasa pakpak,, karena GKPI Salak kota memakai bahasa Pakpak dalam ibadah (ibadah minggu, partangiangan maupun acara situsional)

semoga membantu ibu/bapak dalam pelayanan :)