Rabu, 15 Mei 2019

MATIUS 11:16-19+25-30 DALAM YESUS ADA KELEGAAN

I.                    PENDAHULUAN
Ajaran Yesus ini dilatarbelakangi oleh penolakan banyak orang atas karya dan ajaranNya. Bahkan lebih dulu telah menolak ajaran Yohanes Pembabtis yang mendahului Yesus. Perkataan Tuhan Yesus ini menggambarkan bagaimana keadaan orang-orang Israel saat itu. Bangsa Israel adalah bangsa yang dipilih Allah untuk menyatakan DiriNya dan karya-karyaNya dalam menyelamatkan dunia ini dari kehancuran karena kuasa dosa. Allah telah berkarya sejak jaman para bapa leluhur, para nabi, para raja dengan berfirman melalui mereka dan menyatakan kehendakNya serta menubuatkan atau menjanjikan akan keselamatan yang akan datang bagi mereka. Namun bangsa Israel telah mengeraskan hati, mereka tidak memperhatikan firman Allah, mereka tidak memperhatikan hukum-hukum Allah, mereka juga tidak memperhatikan tanda-tanda yang diberikan Allah.
II.                 KETERANGAN NATS
Ayat 16-19
Yesus mengumpamakan mereka anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka tetapi kamu tidak berkabung. Yang menyanyikan kidung duka melambangkan pelayanan Yohanes Pembaptis. Jikalau seseorang bertobat oleh pelayanan Yohanes, maka ia seumpama ikut berduka/berkabung dengan anak-anak yang menyanyikan kidung duka oleh karena ia berduka atas segala dosa-dosanya. Anak-anak yang meniup seruling melambangkan pelayanan Yesus. Jikalau seseorang bertobat oleh pelayanan Yesus, maka ia seumpama ikut menari karena seruling yang ditiup anak-anak oleh karena ia bersukacita memperoleh pengampunan atas dosanya. Namun yang terjadi adalah bangsa Israel sudah tidak memiliki kepedulian, hati nuraninya telah menebal sehingga tidak responsif lagi terhadap lingkungan, terhadap firman Tuhan dan hukum-hukum Tuhan. Yang mereka pentingkan adalah kepentingan pribadi, kebutuhan diri sendiri, dan mereka merasa telah hidup benar. Sehingga ketika datang Yohanes Pembaptis memberitakan pertobatan karena kerajaan Allah sudah dekat, dan ia tidak makan dan tidak minum (Mar.1:6), mereka mengatakan sedang kerasukan setan, dan ketika datang Tuhan Yesus yang makan dan minum mereka mengatakan Ia pelahap dan peminum serta sahabat pemungut cukai. Dengan kata lain bagai perkataan ‘sala jongjong sala hundul’ manang ‘serba salah’. Apapun yang dilakukan oleh Yohannes dan Yesus selalu salah bagi angkatan yang bebal.
Ayat 25-30
 Bagian ini merupakan ajakan/undangan Yesus untuk datang kepadaNya dan ditujukan kepada semua orang. Yesus menawarkan sebuah gaya hidup yang melegakan bagi orang yang "letih lesu dan berbeban berat" oleh  karena persoalan hidup duniawi serta beban dosa mereka sendiri. Dengan datang kepada Yesus, menjadi hamba-Nya serta menaati petunjuk-Nya, maka Ia akan membebaskan kita dari semua beban yang tidak dapat diatasi. Namun sekilas ajakan Yesus ini memanggil orang yang letih lesu dan berbeban berat, lalu memasangkan kuk (beban/pikulan)  pada mereka tampaknya hanya menambah penderitaan kepada orang yang sudah menderita. Tetapi Ini adalah kuk yang dipasang dengan kasih. Dalam memikul beban ini akan ada Pertolongan-Nya, kasih-Nya yang menguatkan, dan penghiburan-Nya, semuanya ini dapat kita alami ketika kita melakukan kewajiban kita, sehingga kita benar-benar dapat berkata bahwa kuk ini adalah kuk yang sungguh menyenangkan.
III.               REFLEKSI
-          Dalam kehidupan kita bisa saja orang lain akan menganggap apapun yang kita lakukan adalah serba salah. Kebaikan-kebaikan bisa diabaikan namun apakah kita akan terbeban dan berhenti melakukannya? Tentu tidak. Sama hal dengan Yohanes dan Yesus  dalam nats kita ini mereka ditolak, diabaikan, tidak didengar namun mereka setia melakukan peran dan tugas mereka. Yesus memberikan jaminan yang melegakan: bahwa kuk dan beban kita itu ringan. Beban itu ringan karena kita tidak memikulnya seorang diri; Roh Kudus akan menyertai, menolong, dan memberi kita kekuatan untuk melakukan tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang percaya. Berharaplah pada Yesus dalam kehidupan kita. Dia yang senantiasa memberi kelegaan dalam kepenatan kita menjalani kehidupan yang penuh lika-liku, suka duka ini. Dan tak ada satu orangpun di dunia yang mampu memberi kelegaan yang sempurna untuk kita.
Kita memiliki banyak kebutuhan dalam hidup ini. Kita bersyukur pada Tuhan yang senantiasa melimpahkan berkatNya. Namun, mengapa manusia tetap galau dalam hidupnya?. Kegalauan bukan hanya dialami mereka yang memiliki sedikit materi tetapi juga mereka yang memiliki banyak harta. Dalam kehausan dan kelaparan akan nilai-nilai dunia yang tak terbatas ini, Tuhan Yesus mengundang kita datang kepadaNya: ‘Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.’ Yesus menawarkan kepuasan bagi kita, bukan saja materi yang tak berkesudahan itu melainkan juga keselamatan yang memberi ketenangan hidup. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar