Selasa, 09 Maret 2021

TATA IBADAH PERNIKAHAN GKPI (PAMASU-MASUON)

 

GEREJA KRISTEN PROTESTAN INDONESIA

THE CHRISTIAN PROTESTANT CHURCH IN INDONESIA

RESORT PAKPAK BHARAT

WILAYAH IV: DAIRI-KARO-ALAS-PAKPAK BHARAT

                               Jl. T. Rianus Banurea, Napasengkut-Salak No. 1 Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat/Kp. 22272

 

 

Tata Ibadah

       Pemberkatan Nikah

 

 

 

 

 

 

CAHAYA PANGIHUTAN MANULLANG

 

DENGAN

 

RASTY Br. MANIK

 

 

 

 

 

 

Jumat, 29 Juni 2018

 

 

 

 

 

A. PERSIAPAN

Prosesi   : Kedua Mempelai, Pendamping Pengantin, keluarga kedua belah pihak, bersiap untuk memasuki ruang ibadah.

Liturgis   : Saudara-saudara dalam kasih Kristus, hari ini Jumat, 29 Juni 2018, kita berhimpun disini untuk beribadah dalam rangka Peneguhan dan Pemberkatan Nikah sdr. Cahaya Pangihutan Manullang dengan sdri. Rasty Br. Manik Marilah kita bangkit berdiri untuk menyambut kedua mempelai ini. (Mempelai didampingi keluarga dan Majelis memasuki ruang ibadah sambil diiringi musik) Jemaat Duduk

    

PANGGILAN IBADAH

Liturgis   : Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus Yesus! Kita akan memulai ibadah Peneguhan dan Pemberkatan Nikah ini. Untuk itu, sejenak marilah kita memasuki saat teduh.

-------------------saat teduh (diiringi musik)------------------

 

  1. Nyanyian KJ No. 3 : 1 + 3 KAMI PUJI DENGAN RIANG

1)    Kami puji dengan riang Dikau, Allah yang besar

bagai bunga t’rima siang hati kami pun mekar

Kabut dosa dan derita kebimbangan t’lah lenyap

sumber suka yang abadi, b’ri sinarMu menyerap. Jemaat Berdiri

3)    Semuanya yang Kau cipta, memantulkan sinarMu

para Malak tata surya, naikkan puji bagiMu

Padang, hutan dan samud’ra, bukit, gunung dan lembah

margasatwa bergembira, ngajak kami pun serta.

 

  1. Votum dan Doa

Liturgis : Di dalam nama Allah Bapa, Putra-Nya Yesus Kristus, dan Roh Kudus, Ibadah Pemberkatan Nikah ini kami lakukan.

Jemaat : Amin

Liturgis :  Allah adalah kasih, yang menyatakan kasih-Nya dalam Yesus Kristus. Karena itu  barangsiapa hendak hidup di dalam kasih, hendaklah mereka berakar dan bertumbuh di dalam Yesus Kristus.

Jemaat:  Terpujilah Yesus Kristus, Tuhan dan Jurus’lamat bagi kita.

Liturgis :  Kita berdoa

             Ya Allah Pencipta langit dan bumi serta segala isinya. Engkaulah yang menciptakan manusia menurut citra-Mu, begitu mulia dan berharga. Lihatlah kedua anak-Mu ini sdr. Cahaya Pangihutan Manullang dengan sdri. Rasty Br. Manik datang menghadap hadirat-Mu. Mereka hendak membangun rumah tangga yang baru dan memohon berkat dari-Mu

Jemaat:  Isilah kehidupan mereka dengan Roh Kudus, agar pernikahan mereka senantiasa dipenuhi damai sejahtera dari awal hingga akhir.

Liturgis :  Sertai dan berkatilah mereka dengan kasih setiaMu dan belas kasih-Mu. Teguhkanlah kasih mereka agar mereka hidup saling setia dalam suka dan duka.

Jemaat:  Anugerahilah mereka kebahagiaan yang dari pada-Mu, sehingga rumah tangga mereka menjadi rumah tangga yang berbahagia dan berlimpah berkat.

Liturgis :  Dan anugerahkanlah kepada mereka keturunan yang takut akan Tuhan.

Semua:   Terimalah doa dan permohonan kami ini karena kasih yang abadi di dalam Yesus Kristus Tuhan kami. Amin                Jemaat Duduk

 

  1. Nyanyian KJ. No. 427 : 1 ‘KU SUKA MENUTURKAN

‘Ku suka menuturkan cerita mulia,

Cerita Tuhan Yesus dan cinta kasihNya.

‘Ku suka menuturkan cerita yang benar,

Penawar hati rindu, pelipur terbesar.

Ref:    ‘Ku suka menuturkan, ‘ku suka memasyurkan

          Cerita Tuhan Yesus dan cinta kasihNya.

 

  1. Khotbah

 

  1. Koor   

 

6.    Nyanyian KJ No. 38 : 1 T’LAH KUTEMUKAN DASAR KUAT

T’lah kutemukan dasar kuat, tempat berpaut jangkarku.

Kekal, ya Bapa, Kau membuat PutraMu dasar yang teguh:

Biarpun dunia lenyap, pegangan hidupku tetap!

(Kedua mempelai maju ke Altar)

 

  1. Dasar Pernikahan Kristen

Pendeta :  Sesungguhnya pada hari ini kita berkumpul untuk maksud memenuhi panggilan Tuhan dalam melanjutkan karya-Nya yang agung dan mulia, yaitu karya penciptaan-Nya. Pernikahan adalah sesuatu yang agung dan mulia, karena Allah menghendakinya untuk menyatakan cinta kasih-Nya dan menghendaki agar manusia hidup di dalamnya serta merasakan misteri cinta kasih-Nya. Maka marilah kita mendengar dan merenungkan hakekat dari pernikahan itu dalam kehadiran firman-Nya yang akan diberitakan oleh para hamba-Nya.

Pnt. 1     :  TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia. Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Pnt. 2     :  Selanjutnya Yesus mengajarkan tentang pernikahan. Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu. Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."

Pnt. 3     :  Para rasul juga mengajarkan demikian ; Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, dan juga sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Maka sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

 

8.    Nyanyian KJ. No. 369a : 1 YA YESUS, ‘KU BERJANJI

Ya Yesus, ‘ku berjanji setia padaMu;

kupinta Kau selalu dekat, ya Tuhanku.

Di kancah pergumulan jalanku tak sesat,

kar’na Engkau Temanku, Pemimpin terdekat.

 

  1. Pernyataan Janji Setia

Pendeta : Saudara telah mendengar Firman Tuhan  tentang dasar pernikahan orang Kristen. Maka sekarang di hadapan Tuhan dan di hadapan jemaat-Nya, nyatakanlah apa yang menjadi keinginan dan ungkapan hati kalian berdua tentang pernikahan ini. Baiklah saudara berdua saling berjabat tangan dan menyatakan janji setiamu untuk hidup sebagai suami-isteri dalam pernikahan yang kudus.

v  Janji Mempelai Pria:

v  Janji Mempelai Perempuan:

 

  1. Peneguhan Pernikahan

 

  1. Pemberian Tanda Janji Setia

Pendeta : Di sini ada cincin sebagai tanda kesetiaan ikatan kasih diantara kedua mempelai ini. Untuk itu, kiranya saudara saling mengenakannya.

     Pengantin: (Saling memberi cincin)…

 

  1. Bernyanyi No. 350 : 1 + 3  O BERKATI KAMI

1.    O, berkati kami dan lindungi kami,

Tuhan, b’rilah rahmatMu oleh sinar wajahMu!

3.   Amin, amin, amin. Kami sungguh yakin

Dan padaMu bersyukur dalam nama Put’raMu!

 

  1. Berkat Pernikahan

 

14. Pemberian Alkitab oleh Majelis Jemaat

 

15. Nyanyian KJ No. 318 : 1  BERBAHAGIA RUMAH TANGGA

Berbahagia tiap rumah tangga, dimana Kaulah tamu yang tetap:dan merasakan tiap sukacita,

tanpa Tuhannya tiadalah lengkap ; dimana hati girang menyambut-Mu dan memandang-Mu dengan berseri ;

tiap anggota menanti sabda-Mu

dan taat akan Firman yang Kau b’ri.

 

16. Persembahan:

v  Nats Persembahan (1 Tawarik 16:28-29)

v  Mengumpulkan Persembahan

v  Doa Persembahan                                    Jemaat Berdiri

v  Nyanyian Persembahan;

     KJ No 367 : 1  PADAMU, TUHAN DAN ALLAHKU

Pada-Mu, Tuhan dan Allahku, ‘ku persembahkan hidupku: dari-Mu jiwa dan ragaku,  hanya dalam-Mu ‘ku teduh. Hatiku yang Engkau pulihkan pada-Mu juga kuberikan.

17. Doa Bapa kami (bersama-sama)

18. Berkat

19. Jemaat (menyanyikan) : Amin..., Amin..., Amin..

B.        KATA SAMBUTAN DARI KELUARGA

    1. Mewakili Keluarga Manullang
    2. Mewakili Keluarga Manik

 

C.        ACARA FOTO BERSAMA

1. Mempelai dengan Pendeta

2. Mempelai dengan Majelis

3. Mempelai dengan Orangtua Pria

4. Mempelai dengan Orangtua Perempuan

5. Mempelai dengan Orangtua kedua Pengantin

6. Acara Bersalaman

                    

 

 

 

 

 

PENDETA dan MAJELIS JEMAAT

              GKPI SALAK KOTA

Mengucapkan:

 

SELAMAT BERBAHAGIA MENJALANI HIDUP

KELUARGA KRISTEN

 

 

 

Minggu, 07 Maret 2021

2 TESSALONIKA 3:1-5 PENGHARAPAN DAN PEMELIHARAAN TUHAN

 

Nats                : 2 Tessalonika 3:1-5

Thema            : Pengharapan dan Pemeliharaan Tuhan

I.                   PENDAHULUAN

Sama halnya dengan Yosua, Paulus juga mengemban tugas yang berat sebagai seorang rasul. Pekabaran Injil yang dilakukan oleh Rasul Paulus tidak dapat dilakukannya dengan kekuatannya sendiri. Dia butuh dukungan dari jemaat-jemaat yang dilayaninya. Nats ini dimulai dengan permohonan Paulus kepada  Jemaat  Tesalonika agar menopangnya dengan doa dan mendoakan semua usaha  penginjilan yang dilakukannya  bersama rekan  seperjalanan  (Silwanus dan Timotius).   Paulus sangat meyakini kekuatan doa  dari orang percaya, akan membuat  pemberitaan Injil, kabar baik  yang dilakukannya akan  beroleh kemajuan, dalam arti  makin  tersebar dan dimuliakan atau diterima dengan baik (diperlakukan dengan hormat dengan  mengikuti berita itu dengan setia).  Selain itu melalui  doa,  Paulus juga percaya Allah akan menyelamatkan mereka  dari orang jahat.  Keyakinan Paulus itu  didasarkan atas pengalamannya  sewaktu ada di Tesalonika.

II.                KETERANGAN NATS

Dalam menyebarkan Firman Tuhan, tentu ada tantangan yang muncul, baik dari internal atau ekstrenal Pemberitaan Firman yang disampaikannya tidak serta merta diterima dengan baik oleh orang yang mendengarkannya. Dan masalah yang muncul di Tesalonika salah memahami Firman Tuhan yang disebabkan munculnya para penganut bidah yang menyampaikan kedatangan "hari Tuhan" (parousia) telah tiba (2 Tes 2:2), membuat jemaat kebingungan mendengar pemberitaan seperti itu. Jemaat akhirnya jatuh pada kesukaan untuk banyak berdoa namun tidak mau bekerja. Hal ini karena mereka sedang sibuk berdoa untuk menyambut hari kedatangan Tuhan. Mereka rajin beribadah agar saat Kristus datang kedua kalinya, mereka dianggap layak karena sudah menyibukkan diri dengan hal-hal yang mereka anggap "rohani". Namun kenyataannya, apa yang mereka anggap rohani justru bagi Paulus dianggap tindakan tidak berguna dan omong kosong belaka. Itulah sebabnya Paulus menegur dengan sangat keras jika ada orang percaya yang bermalas-malasan dan tidak mau bekerja:  "jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan."  Paulus tidak asal bicara namun juga memberi contoh bagaimana ia bekerja membuat kemah untuk menyokong kehidupannya  (baca Kis. 18:3). 

Sebaliknya di era sekarang, banyak orang Kristen yang jatuh pada kesukaan bekerja (workaholic) namun tidak berdoa. Ada yang sibuk bekerja keras dengan memiliki beragam alasan. Ada yang berambisi untuk jadi orang kaya, ada yang bekerja demi untuk istri senang dan anak bisa sekolah tinggi, ada yang karena supaya hati puas sebab mereka menggunakan setiap waktu mereka itu berguna dan efektif. Namun selama mereka bekerja untuk kepentingan pribadi, maka pekerjaan merekapun tidak ada gunanya. Maka banyak diantara mereka sangat kurang berdoa, ataupun jika mereka berdoa itu hanyalah alat agar Tuhan memberkati usaha atau pekerjaan mereka. Melihat keadaan keadaan di Tesalonika, Paulus bermaksud menanggapi hal itu. Melalui surat ini diharapkan jemaat tetap melanjutkan kegiatan sehari-hari seperti biasanya sambil tetap melaksanakan kewajiban sebagai orang Kristen.  Ia mengingatkan jemaat agar tetap berpegang teguh pada "ajaran-ajaran" yang ia sampaikan, sembari tetap menantikan hari ketika Yesus akan datang kembali dari surga.

III.             REFLEKSI

-          Renungan bagi kita, Sudah seberapa sungguhkah kita berdoa dan menggunakan waktu doa dengan efektif? Apakah pekerjaan yang kita lakukan sudah sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki?. Dalam masa penantian kita pada kedatangan Tuhan, Tuhan mau kita senantiasa berpengharapan dan menikmati pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita.

-          Mari senantiasa memanjatkan topic doa kita untuk Pekabaran Injil atau Missi dan para Missioner serta para hamba-hamba Tuhan agar dimampukan mengabarkan kabar baik serta para pendengar dapat memahami Firman dengan benar dibawah tuntunan Roh Kudus, sehingga tidak lagi salah memahami Firman.

-          Dalam masa penantian kita akan Parousia, orang percaya tetap terpanggil untuk terus beribadah dan menindaklanjutinya  lewat karya, yang salah satunya melalui kerja.  Amin

YOSUA 1:6-9 KUATKAN DAN TEGUHKANLAH HATIMU

 

Nats                : Yosua 1:6-9

Thema            : Kuatkan dan Teguhkan Hatimu

I.                   PENDAHULUAN

Dalam mengemban satu tugas baru tentu ada kekuatiran yang muncul dari diri kita. Pertanyaan-pertanyaan: apakah saya mampu untuk melakukannya? Apakah saya yang terbatas ini mampu untuk mengerjakannya? Akan tergiang-ngiang dalam benak kita. Yosua dipilih Tuhan untuk mengantikan Musa, memimpin Bangsa Israel untuk memasuki Tanah Perjanjian, dan ia diteguhkan Tuhan akan berhasil membawa bangsa Israel sampai ke Tanah Perjanjian. Yosua mendapat tanggung jawab baru yang dilimpahkan Tuhan kepadanya. Perintah Tuhan:“Sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini.” tentu membuat Yosua sangat ketakutan dan tertekan (tawar hati) sebab tugas yang diemban kepada Yosua bukanlah tugas yang muda. Secara manusia, Yosua tidak akan sanggup dan tidak mampu melakukannya. Sekalipun Yosua seorang pemberani dan penuh roh, Yosua tetap manusia biasa

II.                KETERANGAN NATS

Dalam mengemban tugas barunya, Yosua memiliki alasan kuat untuk merasa takut. Bangsa Israel bukanlah bangsa yang mudah dipimpin. Bangsa Israel telah terbukti tidak setia dan suka memberontak. Lantas, apakah dasar kekuatan Yosua dalam menjalankan tugas yang ia terima?.  Allah berbicara kepada Yosua. Jika ia ingin menang, Yosua harus melakukan dua hal. Yang pertama adalah bersikap berani. Ini bukanlah suatu pilihan namun ini adalah perintah. Allah tahu ketakutan-ketakutan akan mengikuti pikiran Yosua dalam menghadapi situasi yang dapat menakutkannya setengah mati, namun ia tidak perlu takut kepada apapun karena Allah akan menyertainya. Rasa takut akan menjadi tanda bahwa Yosua meragukan Allah, jadi tak ada yang perlu diragukan. Rasa takut juga merupakan tanda manusia yang suka mengandalkan kekuatan sendiri tanpa melihat kuasa Tuhan yang ada di dalam diri kita. Inilah yang menyebabkan Yosua dan orang percaya memiliki ketakutan. Allah memberitahu Yosua untuk benar-benar mempercayai-Nya. Kedua, Allah memperingatkan Yosua agar tetap setia terhadap Kitab Taurat. Orang yang berhasil dan beruntung adalah orang hidupnya mengantungkan Firman Tuhan, Yosua teruji bahwa hidupnya hanya menggantungkan Firman Tuhan, sebagaimana dalam Maz. 1:1-6  bahwa orang yang akan menghasilkan buah pada musimnya adalah orang yang hidup dalam perenungan Firman Tuhan. Kita harus memiliki rasa haus dan lapar akan Firman Tuhan agar hidup kita adalan dalam terang-Nya. Kita harus terus belajar, dan selanjutnya, berjalan dalam Firman Tuhan agar hidup kita berhasil dan beruntung.  Ini menuntut Yosua untuk mengetahui Firman Allah dan merenungkannya siang malam. Dengan begini, Yosua tidak akan terombang-ambing oleh pemikiran manusia, melainkan akan tetap berada di tengah-tengah kehendak Allah. Dengan kata lain, Allah menuntut ketaatan yang sungguh-sungguh. Iman dan ketaatan, inilah dua hal yang Allah tuntut dari Yosua

III.              REFLEKSI/APLIKASI

-          Kita perlu mengaplikasi hal ini bukan hanya dalam diri kita saja tetapi juga dalam pelayanan jemaat ataupun masyarakat. Barangkali mudah bagi kita untuk berkata, “kita terlalu kecil dan tidak akan mampu untuk melakukannya, jadi kita kerjakan hal-hal yang kecil saja”. Pernyataan ini hanyalah dalih dari iman yang lemah dan ketakutan. Dalam menggapai kesuksesan rumusan dari  Tuhan, hal yang pertama yang perlu dilakukan adalah menjadi kuat dan teguh, karena Tuhan beserta kita kemanapun kita pergi.

-          Janji yang dikatakan Tuhan pada Yosua dalam tugas perebutan Tanah Kanaan, itulah juga yang menjadi garansi/jaminan bagi kita. Dia tidak akan membiarkan kita sendiri dalam menjalani tugas yang diembankan pada kita, Dia menyertai, Dia menguatkan, Dia meneguhkan. Saat kita lemah, Dia menguatkan, saat kita ragu, dia meneguhkan, saat kita tidak mempunyai apapun, dia memperlengkapi.

-          Situasi dan kesulitan apa pun tidak boleh membuat kita berputus asa karena rencana Allah bagi dan melalui gereja tidak pernah bisa digagalkan. Allah juga bisa memakai kita  untuk melakukan tugas yang besar, asal seperti Yosua yang mau bersandar penuh kepada Allah, taat persis firman-Nya, dan dengan proaktif mengerjakan bagian kepemimpinan yang dipercayakan Allah baginya, kita pun akan menggapai kemenangan dan kesuksesan. Amin.

 

 

MATIUS 22:37-40 KASIH KEPADA ALLAH (JAMITA PARTANGIANGAN OKULI)

 

Nats       : Matius 22: 37-40                                                                                                     

Thema  : Kasih kepada Allah

Keluarga yang dikasihi Tuhan,

Seorang anak sekolah minggu bertanya kepada gurunya: Guru, Bahasa apakah yang dipakai Yesus ketika Ia datang ke dunia ini? Si Guru yang tidak pernah belajar di Sekolah teologia menjadi bingung. Bahasa Ibranikah??? bahasa Yunanikah??? Atau mungkin bahasa Inggris? Jerman?atau bahasa Belanda?. Dengan jujur si Guru sekolah minggu berkata bahwa dia juga tidak tau dan akan memberikan jawabannya minggu depan. Setelah beberapa hari dalam suatu perenungan yang mendalam di serta dengan pengamatan dalam sikap hidup orang-orang disekitarnya, akhirnya si Guru sekolah minggu menemukan jawabannya. Bahasa yang dipakai Yesus ketika datang kedunia ini bahkan sampai sekarang adalah bahasa KASIH.

Keluarga yang dikasihi Tuhan,

Sepanjang hidupNya, Yesus sangat menekankan tema kasih ini, baik dalam pewartaan maupun tindakanNya. Kita tahu dalam kitab Injil, Yesus banyak melakukan mujizat. Mujizat yang dilakukan Yesus ini bukan karena Dia ingin dikenal sebagai penyembuh tetapi pertama-tama Dia lakukan karena Yesus mengasihi manusia. Pada saat yang berbahagia ini, keluarga kita juga diingatkan agar saling mengasihi. Perintah saling mengasihi ini dilihat dalam dua relasi hidup manusia yaitu Kasih kepada Tuhan dan sesama.

Kasihilah Tuhan, Allahmu. Mengasihi Tuhan Allah tidak dibenarkan dalam keraguraguan tetapi haruslah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, dan segenap kekuatan. Manusia perlu menyadari bahwa hidupnya memang tergantung pada Allah. Manusia tidak dapat menjalani kehidupan ini tanpa Tuhan, manusia tidak berdaya menghadapi kehidupan ini tanpa Allah. Karena itu, alangkah indahnya jika manusia membangun hubungan yang baik bersama Allah dengan segala ketulusan. Manusia sepatutnya mengasihi Allah karena Allah telah lebih dahulu mengasihi manusia. Kasih Allah itu jugalah yang memampukan manusia untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi.

Kasihilah Sesamamu manusia. Mengasihi sesama manusia dilakukan sama halnya dengan mengasihi diri sendiri. Manusia tidak ingin dirinya diperdaya, dihina, disakiti, tetapi manusia ingin dihargai, dicintai, disayangi. Apa yang dikehendaki manusia pada dirinya sendiri, itu jugalah yang seharusnya diperbuat bagi sesamanya. : "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka (Mat. 7:12). Jika manusia ingin dikasihi maka ia juga haruslah mengasihi sesama dengan segala ketulusan. Sesama manusia bukan hanya keluarga, tetapi juga rekan-rekan kerja, saudara-saudara dalam gereja. Kita harus mengasihi mereka. Bahkan Firman Tuhan dalam Lukas  6:27 menyebutkan : "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu.” Yesus memang  memberlakukan kasih itu kepada musuh.

Keluarga yang dikasihi Tuhan,

Mengasihi Allah seperti tema kita, dapat dilihat pada kasih yang kita berlakukan pada sesama manusia. Kita bisa bandingkan dengan 1 Yohanes 4:20 “Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.”   Mari tunjukkanlah bahwa kita benar-benar mengasihi Allah dan sesama di dalam kehidupan kita sehari-hari karena di dalam kasih penuh keindahan, persahabatan, kekeluargaan, dan persekutuan yang dibangun akan terasa begitu indah jika di dalamnya diliputi kasih oleh seorang dengan yang lain.  Amin