Rabu, 20 Oktober 2021

Matius 22: 37-40 Kasih kepada Allah

 

Nats       : Matius 22: 37-40                                                                                                     

Thema  : Kasih kepada Allah

Keluarga yang dikasihi Tuhan,

Seorang anak sekolah minggu bertanya kepada gurunya: Guru, Bahasa apakah yang dipakai Yesus ketika Ia datang ke dunia ini? Si Guru yang tidak pernah belajar di Sekolah teologia menjadi bingung. Bahasa Ibranikah??? bahasa Yunanikah??? Atau mungkin bahasa Inggris? Jerman?atau bahasa Belanda?. Dengan jujur si Guru sekolah minggu berkata bahwa dia juga tidak tau dan akan memberikan jawabannya minggu depan. Setelah beberapa hari dalam suatu perenungan yang mendalam di serta dengan pengamatan dalam sikap hidup orang-orang disekitarnya, akhirnya si Guru sekolah minggu menemukan jawabannya. Bahasa yang dipakai Yesus ketika datang kedunia ini bahkan sampai sekarang adalah bahasa KASIH.

Keluarga yang dikasihi Tuhan,

Sepanjang hidupNya, Yesus sangat menekankan tema kasih ini, baik dalam pewartaan maupun tindakanNya. Kita tahu dalam kitab Injil, Yesus banyak melakukan mujizat. Mujizat yang dilakukan Yesus ini bukan karena Dia ingin dikenal sebagai penyembuh tetapi pertama-tama Dia lakukan karena Yesus mengasihi manusia. Pada saat yang berbahagia ini, keluarga kita juga diingatkan agar saling mengasihi. Perintah saling mengasihi ini dilihat dalam dua relasi hidup manusia yaitu Kasih kepada Tuhan dan sesama.

Kasihilah Tuhan, Allahmu. Mengasihi Tuhan Allah tidak dibenarkan dalam keraguraguan tetapi haruslah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, dan segenap kekuatan. Manusia perlu menyadari bahwa hidupnya memang tergantung pada Allah. Manusia tidak dapat menjalani kehidupan ini tanpa Tuhan, manusia tidak berdaya menghadapi kehidupan ini tanpa Allah. Karena itu, alangkah indahnya jika manusia membangun hubungan yang baik bersama Allah dengan segala ketulusan. Manusia sepatutnya mengasihi Allah karena Allah telah lebih dahulu mengasihi manusia. Kasih Allah itu jugalah yang memampukan manusia untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi.

Kasihilah Sesamamu manusia. Mengasihi sesama manusia dilakukan sama halnya dengan mengasihi diri sendiri. Manusia tidak ingin dirinya diperdaya, dihina, disakiti, tetapi manusia ingin dihargai, dicintai, disayangi. Apa yang dikehendaki manusia pada dirinya sendiri, itu jugalah yang seharusnya diperbuat bagi sesamanya. : "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka (Mat. 7:12). Jika manusia ingin dikasihi maka ia juga haruslah mengasihi sesama dengan segala ketulusan. Sesama manusia bukan hanya keluarga, tetapi juga rekan-rekan kerja, saudara-saudara dalam gereja. Kita harus mengasihi mereka. Bahkan Firman Tuhan dalam Lukas  6:27 menyebutkan : "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu.” Yesus memang  memberlakukan kasih itu kepada musuh.

Keluarga yang dikasihi Tuhan,

Mengasihi Allah seperti tema kita, dapat dilihat pada kasih yang kita berlakukan pada sesama manusia. Kita bisa bandingkan dengan 1 Yohanes 4:20 “Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.”   Mari tunjukkanlah bahwa kita benar-benar mengasihi Allah dan sesama di dalam kehidupan kita sehari-hari karena di dalam kasih penuh keindahan, persahabatan, kekeluargaan, dan persekutuan yang dibangun akan terasa begitu indah jika di dalamnya diliputi kasih oleh seorang dengan yang lain.  Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar