Jumat, 10 September 2021

MARKUS 8:31-38 BERHIKMAT DALAM YESUS


Keterangan nats Markus 8:31-38

 

Ada banyak orang gagal paham tentang mengikut Yesus. Ada orang yang menganggap jika mengikut Yesus tidak ada lagi penderitaan, tidak ada lagi sakit penyakit, tidak ada lagi kelaparan, pokoknya semuanya aman terkendali. Mengikut Yesus karena untuk makanan, dan tanda-tanda muzijat, tentu pemahaman ini bukan hanya bagi mereka yang baru mengikut Yesus, bahkan ada yang sudah lama mengikut Yesus masih beranggapan demikian. Salah satunya adalah penganut aliran teologi sukses. Mereka beranggapan indikator mengikut Yesus dengan sungguh-sungguh atau dengan kata lain tanda orang beriman adalah sukses dalam artian apa yang diingini akan terwujud.  Pemahaman yang dangkal ini jugalah yang mengakibatkan pada zaman sekarang ini orang-orang lebih senang mendengarkan khotbah-khotbah yang berisikan janji-janji akan kehidupan yang akan selalu lebih baik, yang akan jauh dari penderitaan, atau yang hanya berisikan perkataan-perkataan yang mampu menyejukkan hati.

 

Lalu bagaimanakah yang sebenarnya menjadi pengikut Yesus?

Pada ayat 31 dikatakan bahwa Yesus sedang mengajarkan dan memberitahukan kepada para murid bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli taurat lalu dibunuh dan bangkit sesudah hari yang ketiga. Hal ini bukan terjadi begitu saja (bukan pengajaran Yesus semata/ sesuka hatinya), melainkan hal ini telah dinubuatkan sejak lama, bahkan sebelumnya di dalam Perjanjian Lama juga telah dicantumkan bahwa ia dihina dan dihindari, bahkan dianiaya, dia tertikam, tetapi sesungguhnya penyakit kitalah yang ditanggungnya (bandingkan Yes. 53:1-12). Artinya bahwa Allah mengetahui seluruh kehidupan manusia, dan Ia mengutus Yesus Kristus kepada dunia yang telah rusak dan tercerai berai, dengan tujuan dipulihkan kembali. 

Pada ayat 32-33, dikatakan bahwa ketika Petrus mendengar hal pengajaran Yesus, maka ia menarik Kristus lalu menegor Dia. Pada perikop sebelumya, Petrus adalah orang yang pertama berkata bahwa Yesus adalah Mesias (ayat 30). Seharusnya, ketika Petrus berkata bahwa Yesus adalah Mesias, hal ini menunjukkan bahwa ia telah begitu mengenal Yesus sangat dekat. Akan tetapi, pada perikop kita hari ini memperlihatkan bahwa Petrus juga tidak benar-benar mengenal Yesus, sebab ia tidak tahu apa yang Yesus lakukan.  Jika kita berpikir secara manusiawi, maka dapat dikatakan bahwa petrus sedang memperlihatkan “kasihnya” kepada Yesus, artinya bahwa ia tidak ingin Yesus menderita dan mati. Tetapi, ia belum mengenal Yesus yang sebenarnya, sehingga Yesus berkata kepadanya: Enyalah engkau iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia. Hal ini juga menunjukkan bahwa Yesus memang sungguh-sungguh utusan Allah, sebab Ia memikirkan dan menjalankan apa yang menjadi kehendak Allah sekalipun harus menderita, dan pada saat yang sama juga Yesus menyadari bahwa Petrus sedang diperalat oleh Iblis untuk menggoda diri-Nya.

Pada ayat 34, Yesus hendak mengajarkan syarat utama mengikut Dia, yakni :

v  Menyangkal Diri : melupakan dan meninggalkan kepentingan sendiri (ego), adanya ketulusan dan penyerahan diri pada Tuhan. Penyangkalan diri berarti sebuah sikap yang diwujudkan dalam sebuah tekad, keinginan, komitmen, keberanian dan integritas. Hal ini jelas sekali bahwa Yesus jalan satu-satunya untuk datang kepada Allah, yakni dengan mengesampingkan kepentingan pribadi/keegoisan, berani dalam menyatakan kebenaran, dan mengikut Allah. Yesus tidak pernah mengandalkan kekuatan dan kedahsyatan-Nya sebagai Allah, melainkan Ia berserah kepada Bapa. Di ayat 35-37 dikatakan Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Injil, Ia akan menyelamatkannya. Harta kekayaan tidak akan mampu memberikan keselamatan kepada dunia, demikian juga dengan manusia. Hanya Allah yang dapat memberikan keselamatan secara murni dan tulus, tanpa ada embel-embel di belakangnya, misalnya seperti sekarang ini. Banyak sekali promosi yang datang kepada kita dengan janji yang manis-manis dan indah. Tetapi ujung-ujungnya duit atau harus begini-harus begitu. Demikianlah dunia sekarang ini. Hanya Yesus yang murni memberikan keselamatan kepada manusia. Allah yang sudah rela menyangkal diri, memikul salib, demi kebaikan manusia.

 

v  Memikul Salib : Bahagian dari mengikut Yesus adalah siap menghadapi salib kehidupan (segala situasi yang terjadi karena iman kepada Kristus). Salib melambangkan beban berat yang harus ditanggung dan dipikul oleh pengikut Kristus, penderitaan (1 Ptr. 2:21), kematian (Kis. 10:39), kehinaan (Ibr. 12:2), cemoohan (Mat. 27:39), penolakan (1 Ptr. 2:4). Tentu saja kunci utamanya adalah SETIA.

 

v  Ikut Dia : Mengikut yang dimaksud adalah tetap secara terus-menerus. Keputusan akhir yang tidak bisa ditawar dari seorang Kristen adalah MENGIKUT YESUS dalam Ketaatan.

 

 

Masih banyak orang Kristen yang pemahamannya mengenai Mesias sama seperti Petrus yang hanya memahami bahwa mesias adalah yang berkuasa yang mampu melakukan segala-galanya untuk kehidupan kita, memang hal ini adalah benar.  Artinya kita tidak akan siap menerima jika akan ada persoalan, penderitaan dan kesusahan dalam hidup ini. Dan tidak akan mampu untuk memahami bahwa didalam penderitaan itu juga Yesus hadir, tetapi kita akan menuntut mengapa Tuhan mengijinkan penderitaan itu dalam hidup kita.

 

Benar bahwa melakukan syarat mengikut Yesus bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, kita harus percaya bahwa Allah adalah Allah yang penuh kasih. Ia tidak akan meninggalkan kita dalam setiap pergumulan kita. Ia akan menopang kita. Terkadang kita tidak menyadari, kita merasa sendiri, namun sesungguhnya Allah sedang berjalan bersama dengan kita. Atau pada saat yang lain, kita hanya melihat sepasang telapak kaki, dan kita merasa bahwa itu adalah telapak kaki kita sendiri. Tetapi kita tidak tahu bahwa Allah sebenarnya sedang menggendong kita. Allah tidak pernah terlambat menyatakan kasih-Nya kepada kita melalui pertoongan-Nya. Namun, juga tidak terlalu cepat untuk memberikan memberikan keperluan kita. Allah tepat waktu dalam setiap kehidupan kita.

 

Tapi kita juga tidak boleh gagal paham tentang mengikut Yesus selalu mengalami penderitaan. Yang pasti bagi setiap pengikut Yesus yang setia sebagaimana nampak dalam kehidupan Paulus adalah selalu atau senantiasa bersukacita dalam situasi bagaimana pun entah itu kecukupan atau kekurangan (bd. Filipi 4:4).  Jika diberkati dengan kekayaan tidak menjadi sombong dan semena-mena terhadap sesama yang lain; sebaliknya semakin luarbiasa menjadi berkat bagi banyak orang, demikian juga jika dalam kesengsaraan tidak membuat bersungut-sungut dan menyalahkan keadaan dan Tuhan, tetapi sebaliknya semakin bertekun di dalam Tuhan sebab kita percaya sebagaimana disaksikan Paulus dalam Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”. Oleh karena itu Firman Tuhan mau mengajak kehidupan orang percaya ditengah  Kasih dan karunia Allah dapat hidup Berhikmat Dalam Yesus. Untuk mampu menerima hikmat, seseorang harus bersedia mendengarkan. Baik itu mendengarkan nasehat, teguran, pengetahuan maupun hikmat itu sendiri.  Dan akhirnya haruslah disadari bahwa sumber nasehat, pengetahuan dan hikmat itu adalah Allah atau takut akan Tuhan (Ams. 1:29).

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar