SEMUA TENTANG PENANTIAN JANJI TUHAN DAN BAGAIMANA KITA HARUS SETIA MENANTI JANJINYA.
I.
BAHAN ALKITAB: YOSUA 14:6-15
Setiap orang percaya akan berkata: Tuhan
Allah pasti akan menepati janji-Nya kepada kita. Namun, bagaimanakah seharusnya
sikap kita dalam menantikan janji Tuhan itu? Kenyataannya, kita sering kurang
percaya kalau Tuhan sanggup menggenapi janji-Nya, dan kurang sabar untuk
menantikan penggenapan janji tersebut. Menanti adalah aktifitas yang kurang
menyenangkan. Dibutuhkan kesetiaan dan kesabaran yang besar sampai kita
berhasil melewatinya dan mendapatkan apa yang kita nantikan. Terlebih lagi bila
kita merasa sudah menanti begitu lama dan belum ada tanda-tanda jawaban dari
Tuhan, kita seringkali menyerah dan kecewa. Tidak jarang yang kemudian mulai
mengandalkan kekuatan sendiri dengan segala daya upaya agar dapat mencapai apa
yang kita harapkan.
Hari
ini kita akan sama-sama belajar dari seorang yang bernama Kaleb. Kaleb berusia
40 tahun ketika menerima janji Tuhan yang disampaikan melalui Musa, dan janji
Tuhan itu digenapi ketika Kaleb berusia 85 tahun. Penantian selama 45 tahun
tentu bukanlah waktu yang singkat. Namun dalam kurun waktu yang panjang
ini, Kaleb tidak pernah sedetik pun meragukan janji Tuhan. Kaleb dengan sabar
dan tekun menanti janji Tuhan tergenapi dalam hidupnya.
Apakah Anda sedang dalam menanti penggenapan
janji Tuhan di dalam hidup Anda? Bila sampai hari ini Tuhan belum juga memberi
jawaban, buang jauh-jauh segala keraguan dan kekecewaan dari dalam hati Anda.
Sabar menantikan penggenapan janji Allah bukan hanya sekedar menunggu sesuatu
terjadi dalam hidup kita, melainkan tetap bersyukur dan bersukacita selama masa
penantian itu. Berhentilah untuk melihat suatu keadaan dengan kacamata manusia.
Belajarlah untuk melihat dari perspektif Allah. Mengapa kita begitu
terburu-buru, padahal kita mengerti bahwa Tuhan tahu waktu yang terbaik?
Tetaplah melekat kepada Tuhan sampai kesabaran itu menjadi buah roh yang matang
dalam hidup kita. Percayalah, Tuhan pasti akan menggenapi janji-Nya tepat pada
waktunya. Dia tidak pernah terlambat dan juga tidak pernah tergesa-gesa.
II.
BACAAN ALKITAB: KEJADIAN
18:1-15
Dalam
Firman Tuhan dikisahkan bahwa saat Abraham menerima janji dari Tuhan bahwa ia
akan mendapatkan keturunan, Abraham dan Sarah sudah lanjut usia. Secara medis
sudah tidak memungkinkan untuk Sarah melahirkan anak. Namun Abraham tetap
percaya pada Tuhan, dan Abraham tetap sabar menunggu. Bahkan sekalipun tidak
ada dasar untuk berharap, Abraham tetap berharap pada Tuhan. Tuhan melihat
ketekunan dan iman Abraham, hingga akhirnya penantiannya tidak sia-sia, Abraham
mendapatkan anak yang dijanjikan Tuhan.
Begitu
pula saat kita menantikan janji Tuhan, mungkin untuk pemulihan ekonomi,
pemulihan keluarga dan sebagainya, tetaplah nantikan dengan tidak berputus asa.
Tuhan tidak pernah lalai dalam menepati janjiNya. Dan Tuhan tidak pernah
mempercepat atau memperlambat penggenapan janjiNya bagi kita. Tetapi semua
pasti diberikan tepat pada waktuNya (Peng. 3:11). Tuhan tahu kapan saatnya
menggenapi janjiNya bagi kita. Ia tahu kapan waktunya kita harus menerimanya.
Ketika
kita harus menanti, hal ini merupakan suatu proses bagi kita untuk tetap sabar
serta tetap percaya pada Tuhan. Kesabaran, merupakan kunci untuk memperoleh
janji Tuhan. Sehingga seberapapun lamanya kita menunggu janji Tuhan, kita harus
selalu bersabar. Jangan kita mengambil tindakan sendiri supaya kita melihat
kegenapan janji Tuhan. Dalam menanti janjiNya juga jangan pernah bimbang, sebab
akan menghalangi kita dalam mendapatkan janjiNya. Orang yang bimbang itu tidak
tenang dalam hidupnya. Kuatkanlah iman percaya kita dan jangan terpengaruh oleh
situasi yang ada, pandanglah hanya kepada Tuhan saja. Ia yang sudah berjanji
pasti sanggup menepati, Ia adalah Tuhan yang berkuasa dan tidak ada yang
mustahil bagi Dia. Milikilah iman yang teguh kepada Tuhan bahwa janjiNya pasti
nyata atas hidup kita. Yakinlah bahwa janji Tuhan berbeda dengan janji manusia,
dimana manusia dapat mengingkari janjinya atau dapat mengecewakan. Namun Tuhan
tidak dapat berdusta dengan janjiNya. Janji Tuhan adalah janji yang murni
bahkan seperti perak yang teruji, sehingga kita tidak perlu bimbang. Jadi kita
harus selalu bersyukur buat setiap janjiNya. Mari, tetaplah kuatkan kepercayaan
kepada Tuhan.
III.
BAHAN ALKITAB: ROMA 8:18-30
Ketekunan
seseorang bisa dibuktikan dalam proses di mana orang tersebut mampu melewati
setiap masalah dalam hidupnya dan tampil sebagai pemenang. Ketekunan itu
artinya sejak awal kita percaya kepada Tuhan dengan segala firmanNya, dan
sampai akhir pun kita tetap percaya kepadaNya dan firmanNya, meskipun di
tengah-tengah perjalanan hidup terjadi gelombang dan badai masalah yang begitu
berat yang berusaha menenggelamkan pengharapan dan iman percaya kita, namun
kita tetap bertahan. Itulah
ketekunan!
Memang,
seringkali Tuhan membawa kita kepada situasi yang membuat kita tidak mengerti,
tetapi maksudNya adalah untuk menguji ketekunan dan ketaatan kita.
Abraham adalah contoh. Setelah mendapat janji Tuhan ia tidak langsung
menerima apa yang dijanjikan, tetapi masih harus diuji ketekunannya dalam
ketaatan dan kepercayaannya. Tidak banyak orang mampu bertahan dalam
ketekunan sampai mendapatkan yang diharapkan, karena ketekunan membutuhkan
kesabaran. Tapi ingatlah selalu jangan meninggalkan iman percaya kita
hanya karena tawaran dunia yang menawarkan segala sesuatu secara instan, yang
tanpa kita sadari ujungnya menuju maut. Sebaliknya, kita harus tetap
tinggal menantikan Dia.
Dalam
bertekun berpengharapan kepada Tuhan, kita dapat mempelajari bahwa waktu kita
bukanlah waktu Tuhan. Meski kita sering merasa sekaranglah waktunya janji Tuhan
digenapi dalam hidup kita, tetapi pemikiran Tuhan berbeda dengan kita (Yes.
55:8). Lebih dari yang kita harapkan untuk terjadi, Dia tahu apa yang terbaik
bagi kita. Tuhan tidak akan pernah membiarkan pengharapan yang kita labuhkan di
dalam-Nya menjadi sia-sia. Percayalah, Jika kita bisa menantikan waktu Tuhan
dengan sabar, kita pun akan melihat betapa ajaibnya janji Tuhan yang tergenapi
dalam hidup kita. Mari senantiasa belajar untuk menanti dengan sabar, bukan
bersungut-sungut, maka pada waktunya kita akan menerima janji Tuhan. Tetapi
orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama
rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak
menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah (Yes. 40:31)
IV.
BACAAN ALKITAB: ROMA 4:20-21
Dalam
kehidupan di dunia ini ada begitu banyak orang suka berjanji, atasan yang
berjanji kepada bawahan akan menaikkan jabatannya apabila sudah berhasil
mencapai target yang telah ditetapkan, berjanji kepada keluarga akan makan
malam apabila sudah pulang ke rumah, berjanji kepada rakyat akan memberikan
yang terbaik apabila telah terpilih menjadi wakil rakyat, berjanji pada pacar
apabila ini dan itu, dan lain sebagainya. Orang begitu mudah untuk menyatakan
janji, namun sangat jarang seseorang menepati janjinya, apalagi yang menyangkut
kepentingan orang banyak. Janji palsu dan janji-janji lainnya sering
dilontarkan dalam rangka memperoleh hasil akhir yaitu untuk mencapai hasrat di
dalam hati. Itulah janji manusia yang tidak dapat dipenuhi karena hanya untuk
memenuhi tujuan pribadi.
Bagaimana
dengan janji Tuhan? Janji Tuhan tidak
pernah tidak ditepati, selalu ditepati tepat pada waktunya. Janji Tuhan ya dan
amin dan merupakan janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali
dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.(Maz. 12:16). Dia tidak pernah lalai
menepati janjiNya. Seperti fajar yang selalu tidak pernah terlambat bersinar
pada pagi hari, demikianlah janji Tuhan kepada umatNya. Ada begitu banyak umat
Tuhan menganggap bahwa janji-janji yang ada adalah hanya bagi bangsa Israel
semata, padahal janji itu adalah juga ditujukan bagi umat yang percaya
kepadaNya. Setiap janji yang Dia berikan kepada Abraham adalah juga ditujukan
kepada kita umat yang beriman kepada Yesus Kristus (Gal. 3:14). Janji itu
berupa berkat dan kehidupan kekal yang ditujukan bagi barang siapa yang percaya
kepadaNya.
Ada
begitu banyak contoh mengenai tokoh-tokoh di Alkitab yang tidak sabar dalam
menanti janji Tuhan sehingga harus menuai akibatnya. Oleh karena itu, hal yang
harus diingat adalah bahwa Tuhan tidak pernah lalai menepati janjiNya, sehingga
kita tidak perlu bimbang dan ragu pada janjiNya. Ketika kita merasa bimbang dan
ragu terhadap janjiNya, mintalah pertolongan Roh Kudus untuk meneguhkan kita.
Percayalah bahwa JanjiNya akan selalu ditepati, cepat atau lambat seturut dan
sesuai dengan kehendak dan rencana Tuhan dalam kehidupan kita demi kemuliaan
namaNya. Terpujilah nama Tuhan.
V.
BACAAN ALKITAB: MAZMUR
116:12-14
Banyak
sekali janji Tuhan di Alkitab yang Dia berikan kepada anak-anak Tuhan dan kita
percaya bahwa Tuhan pasti menepatinya. Namun, terlepas dari semua janji yang Ia
berikan, sebagai manusia kita pun kerap melontarkan janji, bukan?. Semua orang
pasti pernah berjanji apa saja kepada Tuhan, pasangan, orang tua, anak-anak,
teman dan orang lainnya. Berjanji bukan merupakan sebuah kesalahan atau dosa
yang tidak boleh dilakukan, tetapi yang menjadi masalah jika kita sudah
berjanji tetapi tidak menepatinya, ini merupakan sebuah kesalahan yang tidak
boleh dilakukan sebagai anak-anak Tuhan.
Menepati
janji bukan saja menunjukkan karakter kita yang berintegritas, tetapi juga
menunjukkan bukti bahwa kita mengasihi Tuhan dan sesama manusia, karena kita
telah merasakan kebaikan-kebaikan dalam hidup. Dalam bacaan kita hari ini “Bagaimana
akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat
piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN, akan membayar nazarku kepada
TUHAN di depan seluruh umat-Nya”.
Jika
kita mengerti bahwa menepati janji merupakan sebuah kewajiban dan belum tentu
kita dapat menepatinya, maka sebaiknya kita memikirkan dengan sungguh-sungguh
sebelum melontarkan janji. Tuhan Yesus mengajarkan kita agar tidak mudah
membuat janji dengan mengatakan apa adanya yang kita rasakan, miliki dan
inginkan. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu
katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” (Mat.
5:37). Tetapi, jika kita sudah terlanjur mengucapkan janji, maka langkah
terbaik yang harus kita lakukan adalah menepatinya. Jika janji tersebut sulit
untuk dilakukan, berusahalah menegosiasilkan janji tersebut kepada orang yang
sudah dijanjikan. Menunjukkan niat hati kita untuk menepati janji akan membuat
kita terhindar dari hukum tabur tuai yang akan kita rasakan. “Kalau engkau
bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak
senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah
nazarmu.” (Pengkotbah 5:4)
VI.
BACAAN ALKITAB: KISAH PARA
RASUL 1:4-14
Semua orang memiliki kerinduan dan harapan dalam hidupnya
masing-masing. Merindukan kesembuhan, pasangan hidup, kehadiran anak, pemulihan
hubungan, dan menantikan terkabulnya doa yang lain. Namun jangan sampai
penundaan dari Tuhan membuat kita jadi bersungut-sungut, protes, bahkan
meninggalkan Tuhan. Kita belajar banyak dari para murid yang dengan sabar,
tekun, dan setia menanti janji Yesus atas hidup mereka. Setelah kenaikan Yesus
ke surga, murid-murid juga berada dalam momen penantian. Mereka menantikan
turunnya Roh Kudus untuk menyertai mereka dalam melakukan pelayanan. Ketika
berkumpul di ruang atas, rasanya dalam suasana kegembiraan dan penuh harap,
para murid mengerti bahwa ketika Yesus meminta mereka untuk menunggu, Dia tidak
menyuruh mereka untuk berhenti melakukan apa-apa. Mereka pun menggunakan waktu
untuk berdoa dan seperti dituliskan dalam Kitab Suci, mereka juga memilih
seorang murid baru menggantikan Yudas (ay.26). Ketika mereka bersatu dalam doa
dan penyembahan, Roh Kudus pun turun atas mereka.
Penantian di dalam Tuhan bukan penantian yang sia-sia.
Semua orang yang dengan sabar dan tekun menunggu janji Tuhan tidak akan
mendapat malu. Penantian yang kita letakkan di dalam Tuhan adalah penantian
yang pasti dan terbaik. Tuhan ingin agar kita mengisi hari-hari kita dengan hal
yang lebih berharga daripada hanya diam menunggu tanpa berusaha. Tetaplah
tenang dan percaya kepada-Nya, dan bersyukurlah atas berkat dan kasih-Nya dalam
hidup ini.
Menunggu bersama Tuhan adalah proses untuk membentuk kita
menjadi semakin kuat, berharga, dan layak untuk sesuatu yang kita nantikan
tersebut. Cepat atau lambat janji Tuhan atas hidup kita pasti akan digenapi.
Bawalah kepada Tuhan segala harapan dan kerinduan kita. Sabarlah menunggu
segala sesuatunya bersama Tuhan dengan tetap setia mengerjakan bagian kita di
dalam-Nya.