Sabtu, 12 Juni 2021

BACAAN SEPEKAN MENANTIKAN TURUNNYA ROH KUDUS (PENTAKOSTA)

 SEMUA TENTANG PENANTIAN JANJI TUHAN DAN BAGAIMANA KITA HARUS SETIA MENANTI JANJINYA. 

I.                    BAHAN ALKITAB: YOSUA 14:6-15

 

Setiap orang percaya akan berkata: Tuhan Allah pasti akan menepati janji-Nya kepada kita. Namun, bagaimanakah seharusnya sikap kita dalam menantikan janji Tuhan itu? Kenyataannya, kita sering kurang percaya kalau Tuhan sanggup menggenapi janji-Nya, dan kurang sabar untuk menantikan penggenapan janji tersebut. Menanti adalah aktifitas yang kurang menyenangkan. Dibutuhkan kesetiaan dan kesabaran yang besar sampai kita berhasil melewatinya dan mendapatkan apa yang kita nantikan. Terlebih lagi bila kita merasa sudah menanti begitu lama dan belum ada tanda-tanda jawaban dari Tuhan, kita seringkali menyerah dan kecewa. Tidak jarang yang kemudian mulai mengandalkan kekuatan sendiri dengan segala daya upaya agar dapat mencapai apa yang kita harapkan.
            Hari ini kita akan sama-sama belajar dari seorang yang bernama Kaleb. Kaleb berusia 40 tahun ketika menerima janji Tuhan yang disampaikan melalui Musa, dan janji Tuhan itu digenapi ketika Kaleb berusia 85 tahun. Penantian selama 45 tahun tentu bukanlah waktu yang singkat.  Namun dalam kurun waktu yang panjang ini, Kaleb tidak pernah sedetik pun meragukan janji Tuhan. Kaleb dengan sabar dan tekun menanti janji Tuhan tergenapi dalam hidupnya.

Apakah Anda sedang dalam menanti penggenapan janji Tuhan di dalam hidup Anda? Bila sampai hari ini Tuhan belum juga memberi jawaban, buang jauh-jauh segala keraguan dan kekecewaan dari dalam hati Anda. Sabar menantikan penggenapan janji Allah bukan hanya sekedar menunggu sesuatu terjadi dalam hidup kita, melainkan tetap bersyukur dan bersukacita selama masa penantian itu. Berhentilah untuk melihat suatu keadaan dengan kacamata manusia. Belajarlah untuk melihat dari perspektif Allah. Mengapa kita begitu terburu-buru, padahal kita mengerti bahwa Tuhan tahu waktu yang terbaik? Tetaplah melekat kepada Tuhan sampai kesabaran itu menjadi buah roh yang matang dalam hidup kita. Percayalah, Tuhan pasti akan menggenapi janji-Nya tepat pada waktunya. Dia tidak pernah terlambat dan juga tidak pernah tergesa-gesa.

 

 

II.                 BACAAN ALKITAB: KEJADIAN 18:1-15

 

Dalam Firman Tuhan dikisahkan bahwa saat Abraham menerima janji dari Tuhan bahwa ia akan mendapatkan keturunan, Abraham dan Sarah sudah lanjut usia. Secara medis sudah tidak memungkinkan untuk Sarah melahirkan anak. Namun Abraham tetap percaya pada Tuhan, dan Abraham tetap sabar menunggu. Bahkan sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham tetap berharap pada Tuhan. Tuhan melihat ketekunan dan iman Abraham, hingga akhirnya penantiannya tidak sia-sia, Abraham mendapatkan anak yang dijanjikan Tuhan.

Begitu pula saat kita menantikan janji Tuhan, mungkin untuk pemulihan ekonomi, pemulihan keluarga dan sebagainya, tetaplah nantikan dengan tidak berputus asa. Tuhan tidak pernah lalai dalam menepati janjiNya. Dan Tuhan tidak pernah mempercepat atau memperlambat penggenapan janjiNya bagi kita. Tetapi semua pasti diberikan tepat pada waktuNya (Peng. 3:11). Tuhan tahu kapan saatnya menggenapi janjiNya bagi kita. Ia tahu kapan waktunya kita harus menerimanya.

Ketika kita harus menanti, hal ini merupakan suatu proses bagi kita untuk tetap sabar serta tetap percaya pada Tuhan. Kesabaran, merupakan kunci untuk memperoleh janji Tuhan. Sehingga seberapapun lamanya kita menunggu janji Tuhan, kita harus selalu bersabar. Jangan kita mengambil tindakan sendiri supaya kita melihat kegenapan janji Tuhan. Dalam menanti janjiNya juga jangan pernah bimbang, sebab akan menghalangi kita dalam mendapatkan janjiNya. Orang yang bimbang itu tidak tenang dalam hidupnya. Kuatkanlah iman percaya kita dan jangan terpengaruh oleh situasi yang ada, pandanglah hanya kepada Tuhan saja. Ia yang sudah berjanji pasti sanggup menepati, Ia adalah Tuhan yang berkuasa dan tidak ada yang mustahil bagi Dia. Milikilah iman yang teguh kepada Tuhan bahwa janjiNya pasti nyata atas hidup kita. Yakinlah bahwa janji Tuhan berbeda dengan janji manusia, dimana manusia dapat mengingkari janjinya atau dapat mengecewakan. Namun Tuhan tidak dapat berdusta dengan janjiNya. Janji Tuhan adalah janji yang murni bahkan seperti perak yang teruji, sehingga kita tidak perlu bimbang. Jadi kita harus selalu bersyukur buat setiap janjiNya. Mari, tetaplah kuatkan kepercayaan kepada Tuhan.

 

 

III.               BAHAN ALKITAB: ROMA 8:18-30

 

Ketekunan seseorang bisa dibuktikan dalam proses di mana orang tersebut mampu melewati setiap masalah dalam hidupnya dan tampil sebagai pemenang.  Ketekunan itu artinya sejak awal kita percaya kepada Tuhan dengan segala firmanNya, dan sampai akhir pun kita tetap percaya kepadaNya dan firmanNya, meskipun di tengah-tengah perjalanan hidup terjadi gelombang dan badai masalah yang begitu berat yang berusaha menenggelamkan pengharapan dan iman percaya kita, namun kita  tetap bertahan.  Itulah ketekunan!

Memang, seringkali Tuhan membawa kita kepada situasi yang membuat kita tidak mengerti, tetapi maksudNya adalah untuk menguji ketekunan dan ketaatan kita.  Abraham adalah contoh.  Setelah mendapat janji Tuhan ia tidak langsung menerima apa yang dijanjikan, tetapi masih harus diuji ketekunannya dalam ketaatan dan kepercayaannya.  Tidak banyak orang mampu bertahan dalam ketekunan sampai mendapatkan yang diharapkan, karena ketekunan membutuhkan kesabaran.  Tapi ingatlah selalu jangan meninggalkan iman percaya kita hanya karena tawaran dunia yang menawarkan segala sesuatu secara instan, yang tanpa kita sadari ujungnya menuju maut.  Sebaliknya, kita harus tetap tinggal menantikan Dia.

Dalam bertekun berpengharapan kepada Tuhan, kita dapat mempelajari bahwa waktu kita bukanlah waktu Tuhan. Meski kita sering merasa sekaranglah waktunya janji Tuhan digenapi dalam hidup kita, tetapi pemikiran Tuhan berbeda dengan kita (Yes. 55:8). Lebih dari yang kita harapkan untuk terjadi, Dia tahu apa yang terbaik bagi kita. Tuhan tidak akan pernah membiarkan pengharapan yang kita labuhkan di dalam-Nya menjadi sia-sia. Percayalah, Jika kita bisa menantikan waktu Tuhan dengan sabar, kita pun akan melihat betapa ajaibnya janji Tuhan yang tergenapi dalam hidup kita. Mari senantiasa belajar untuk menanti dengan sabar, bukan bersungut-sungut, maka pada waktunya kita akan menerima janji Tuhan. Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah (Yes. 40:31)

IV.              BACAAN ALKITAB:  ROMA 4:20-21 

 

Dalam kehidupan di dunia ini ada begitu banyak orang suka berjanji, atasan yang berjanji kepada bawahan akan menaikkan jabatannya apabila sudah berhasil mencapai target yang telah ditetapkan, berjanji kepada keluarga akan makan malam apabila sudah pulang ke rumah, berjanji kepada rakyat akan memberikan yang terbaik apabila telah terpilih menjadi wakil rakyat, berjanji pada pacar apabila ini dan itu, dan lain sebagainya. Orang begitu mudah untuk menyatakan janji, namun sangat jarang seseorang menepati janjinya, apalagi yang menyangkut kepentingan orang banyak. Janji palsu dan janji-janji lainnya sering dilontarkan dalam rangka memperoleh hasil akhir yaitu untuk mencapai hasrat di dalam hati. Itulah janji manusia yang tidak dapat dipenuhi karena hanya untuk memenuhi tujuan pribadi.

Bagaimana dengan janji Tuhan?  Janji Tuhan tidak pernah tidak ditepati, selalu ditepati tepat pada waktunya. Janji Tuhan ya dan amin dan merupakan janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.(Maz. 12:16). Dia tidak pernah lalai menepati janjiNya. Seperti fajar yang selalu tidak pernah terlambat bersinar pada pagi hari, demikianlah janji Tuhan kepada umatNya. Ada begitu banyak umat Tuhan menganggap bahwa janji-janji yang ada adalah hanya bagi bangsa Israel semata, padahal janji itu adalah juga ditujukan bagi umat yang percaya kepadaNya. Setiap janji yang Dia berikan kepada Abraham adalah juga ditujukan kepada kita umat yang beriman kepada Yesus Kristus (Gal. 3:14). Janji itu berupa berkat dan kehidupan kekal yang ditujukan bagi barang siapa yang percaya kepadaNya.

Ada begitu banyak contoh mengenai tokoh-tokoh di Alkitab yang tidak sabar dalam menanti janji Tuhan sehingga harus menuai akibatnya. Oleh karena itu, hal yang harus diingat adalah bahwa Tuhan tidak pernah lalai menepati janjiNya, sehingga kita tidak perlu bimbang dan ragu pada janjiNya. Ketika kita merasa bimbang dan ragu terhadap janjiNya, mintalah pertolongan Roh Kudus untuk meneguhkan kita. Percayalah bahwa JanjiNya akan selalu ditepati, cepat atau lambat seturut dan sesuai dengan kehendak dan rencana Tuhan dalam kehidupan kita demi kemuliaan namaNya. Terpujilah nama Tuhan.

 

 

 

V.                 BACAAN ALKITAB: MAZMUR 116:12-14

Banyak sekali janji Tuhan di Alkitab yang Dia berikan kepada anak-anak Tuhan dan kita percaya bahwa Tuhan pasti menepatinya. Namun, terlepas dari semua janji yang Ia berikan, sebagai manusia kita pun kerap melontarkan janji, bukan?. Semua orang pasti pernah berjanji apa saja kepada Tuhan, pasangan, orang tua, anak-anak, teman dan orang lainnya. Berjanji bukan merupakan sebuah kesalahan atau dosa yang tidak boleh dilakukan, tetapi yang menjadi masalah jika kita sudah berjanji tetapi tidak menepatinya, ini merupakan sebuah kesalahan yang tidak boleh dilakukan sebagai anak-anak Tuhan.

Menepati janji bukan saja menunjukkan karakter kita yang berintegritas, tetapi juga menunjukkan bukti bahwa kita mengasihi Tuhan dan sesama manusia, karena kita telah merasakan kebaikan-kebaikan dalam hidup. Dalam bacaan kita hari ini “Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN, akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya”.

Jika kita mengerti bahwa menepati janji merupakan sebuah kewajiban dan belum tentu kita dapat menepatinya, maka sebaiknya kita memikirkan dengan sungguh-sungguh sebelum melontarkan janji. Tuhan Yesus mengajarkan kita agar tidak mudah membuat janji dengan mengatakan apa adanya yang kita rasakan, miliki dan inginkan. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” (Mat. 5:37). Tetapi, jika kita sudah terlanjur mengucapkan janji, maka langkah terbaik yang harus kita lakukan adalah menepatinya. Jika janji tersebut sulit untuk dilakukan, berusahalah menegosiasilkan janji tersebut kepada orang yang sudah dijanjikan. Menunjukkan niat hati kita untuk menepati janji akan membuat kita terhindar dari hukum tabur tuai yang akan kita rasakan. “Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah    nazarmu.” (Pengkotbah 5:4)

 

 

VI.              BACAAN ALKITAB: KISAH PARA RASUL 1:4-14

Semua orang memiliki kerinduan dan harapan dalam hidupnya masing-masing. Merindukan kesembuhan, pasangan hidup, kehadiran anak, pemulihan hubungan, dan menantikan terkabulnya doa yang lain. Namun jangan sampai penundaan dari Tuhan membuat kita jadi bersungut-sungut, protes, bahkan meninggalkan Tuhan. Kita belajar banyak dari para murid yang dengan sabar, tekun, dan setia menanti janji Yesus atas hidup mereka. Setelah kenaikan Yesus ke surga, murid-murid juga berada dalam momen penantian. Mereka menantikan turunnya Roh Kudus untuk menyertai mereka dalam melakukan pelayanan. Ketika berkumpul di ruang atas, rasanya dalam suasana kegembiraan dan penuh harap, para murid mengerti bahwa ketika Yesus meminta mereka untuk menunggu, Dia tidak menyuruh mereka untuk berhenti melakukan apa-apa. Mereka pun menggunakan waktu untuk berdoa dan seperti dituliskan dalam Kitab Suci, mereka juga memilih seorang murid baru menggantikan Yudas (ay.26). Ketika mereka bersatu dalam doa dan penyembahan, Roh Kudus pun turun atas mereka.

Penantian di dalam Tuhan bukan penantian yang sia-sia. Semua orang yang dengan sabar dan tekun menunggu janji Tuhan tidak akan mendapat malu. Penantian yang kita letakkan di dalam Tuhan adalah penantian yang pasti dan terbaik. Tuhan ingin agar kita mengisi hari-hari kita dengan hal yang lebih berharga daripada hanya diam menunggu tanpa berusaha. Tetaplah tenang dan percaya kepada-Nya, dan bersyukurlah atas berkat dan kasih-Nya dalam hidup ini.

Menunggu bersama Tuhan adalah proses untuk membentuk kita menjadi semakin kuat, berharga, dan layak untuk sesuatu yang kita nantikan tersebut. Cepat atau lambat janji Tuhan atas hidup kita pasti akan digenapi. Bawalah kepada Tuhan segala harapan dan kerinduan kita. Sabarlah menunggu segala sesuatunya bersama Tuhan dengan tetap setia mengerjakan bagian kita di dalam-Nya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar